Jembatan Akar Unik , Jembatan Purba yang Lebih dari 500 Tahun

Meghalaya - Berbicara konstruksi jembatan yang kuat dan bertahan lama, tentu harus berbicara dengan insinyur yang sudah berkepala botak dan banyak pengalaman. Namun, tidak dengan jembatan akar unik di bawah ini.

Jembatan akar ini justru alami dan begitu dekat dengan kehidupan masayarakat kampung nan jauh dari kota besar, konstruksi baja modern dan gedung pencakar langit. Di salah satu tempat yang masih basah nun jauh di Timur Laut India, jembatan akar ini sudah sangat akrab dengan penduduk sekitar. Bila ditelisik umur dan kekuatan jembatan ini juga tak jauh beda dengan umur manusia bahkan lebih dari tiga sampai empat generasi.

Tepatnya di Cherrapunjee, sekitar 1300 m di lereng selatan Khasi Hills di Meghalaya, salah satu negara bagian yang konon paling indah di India inilah jembatan itu berada. Tempat ini juga berada di utara Assam dan di selatan negara Bangladesh, dan menjadi daerah dengan curah hujan tinggi. Yah, inilah rumah alam yang penuh pesona dengan segala keindahan murni, gelombang dedaunan hijau, sungai dengan babatuan yang sangat alamiah dan diselingi gemericik air yang masih bening menambah daya pikat yang sulit ditemukan.

Yah, ketika menemui sungai, manusia membutuhkan sarana untuk mempermudah ia menyeberang, salah satunya jembatan. Baik orang dulu maupun orang zaman sekarang, di kampung atau di kota, primitif atau metropolis, ternyata mampu melahirkan karya yang juga hebat. Dengan memanfaatkan bahan alami yang ada, masyarakat suku di Meghalaya ini mampu membangun jembatan dengan berbahan akar pohon karet (ficus elastica).

Mereka juga melakukan padu-padan dengan bantuan akar lain dengan menggunakan cekung-batang pohon sirih sebagai sistem akar-penyangga dan penopang. Kontruksi akar pohon karet ini juga dikaitkan pohon di sekitar, termasuk menggunakan batang pinang, sehingga akar-akar itu bisa tumbuh lurus. Setelah akar mampu membentuk lurus dan menyeberangi sungai, mereka ambil tanah di ujung lainnya untuk membentuk jembatan unik.

Pohon karet yang tumbuh dan berkembang bersama sungai dan berada di sekitarnya, dengan mengaitkan di batang-batang yang lebih tinggi agar bisa nyaman betengger, baik di tengah sungai, di batu-batu besar di pinggiran. Akar-akar itu tumbuh menyebar dan terus menjauh dari batang pohon, melingkar dan menyeberang sungai.

Seorang penulis yang memiliki blog pribadi menyebut dengan ungkapan takjubnya, sebuah keajaiban 'bio-engineering'. Setiap masyarakat di mana-mana di dunia ini selalu tahu bagaimana memanfaatkan apa yang tersedia di alam. Bagaimana hidup dalam harmoni dengan alam.

Beberapa jembatan akar ini, panjangnya ada yang lebih dari seratus kaki, dan memang membutuhkan waktu yang tak sebentar. Bisa sampai sepuluh sampai lima belas tahun untuk menjadikan konstruksi jembatan ini kuat dan bisa dinaiki sekitar lima puluh orang pada suatu waktu. Beberapa jembatan akar kuno ini hingga sekarang masih digunakan sehari-hari oleh masyarakat desa-desa sekitar Cherrapunji. Menurut penuturan salah seorang warga, sangat mungkin keberadaan jembatan akar unik ini sudah lebih dari 500 tahun lalu

Sebuah inspirasi bagaimana menghormati dan berprilaku arif terhadap alam dan lingkungan sekitar. Bagaimana menurut Anda?(Azis Turindra).

sumber : m.today.co.id

Comments