Daerah ini seperti museum hidup. Gambaran kehidupan negeri yang 3,5 abad menjajah Nusantara pada abad 17-18 itu masih dapat dilihat dari lingkungan, suasana desa, rumah, hingga aktivitas industri rumahan yang disajikan.
Kalau Anda tergolong orang yang saat piknik ke negeri orang tak hanya mencari pusat perbelanjaan, Zaanse Schans adalah daerah tujuan wisata di Belanda yang layak untuk didatangi.
Zaanse Schans merupakan sebuah dusun kecil di sepanjang jalur Sungai Zaan, di Belanda Utara. Dusun ini sengaja dipelihara untuk menghadirkan kehidupan Belanda pada abad 17-18.
Di situ kita dapat menjumpai rumah-rumah mungil terbuat dari kayu berwarna hijau. Beberapa rumah kuno sengaja didatangkan dari daerah lain, demi menghadirkan suasana asli.
Di belakang rumah biasanya ada semacam jembatan kayu yang juga kecil untuk menyeberangi parit. Halaman rumah merupakan taman yang indah dengan aneka tanaman bunga dan sedikit sayuran untuk konsumsi pribadi penghuninya.
Di desa ini pula kita dapat menyaksikan sejumlah produk tradisional Belanda dibuat. Antara lain kelompen atau bakiak yang sangat populer itu, juga porselen, kerajinan timah, dan keju.
Di rumah pembuatan keju itu kita bukan hanya dapat melihat bagaimana keju dibuat, tetapi sekaligus menyaksikan pembuatnya dibalut pakaian tradisional negeri di bawah permukaan laut ini.
Sudah barang tentu, jika telah puas melihat-lihat bagaimana semua barang-barang itu dibuat, kita bisa membelinya untuk oleh-oleh. Ukuran dan jenis keju, kelompen, maupun porselen dan kerajinan dari timah sangat beragam, sehingga pengunjung bisa memilih sesuai selera dan kemampuan.
Di desa itu pula kita dapat mengunjungi sejumlah kincir angin yang dipergunakan untuk industri. Pada bulan November hingga Februari kebanyakan kincir hanya dibuka untuk umum pada akhir pekan. Kincir cat De Kat dan kincir minyak De Zoeker buka setiap hari hanya selama bulan Maret hingga Oktober.
Sebagai negara yang sangat menyukai detail dan gemar pada sejarah, museum juga terdapat di Zaanse Schans. Antara lain Zaans Museum, The Clock Museum, toko grosir Albert Heijn yang pertama, Bakery In de Gecroonde Duykvekater, dan The Noorderhuis.
Jika bepergian sendiri, tidak bersama rombongan tur yang biasanya hanya punya waktu sangat singkat di sebuah daerah tujuan wisata, kita dapat menghabiskan waktu seharian di desa ini.
Jika tidak mau terlalu capek berjalan kaki, kita dapat menjelajahi desa ini dan menikmati suasana dan pemandangannya dengan bersepeda. Jangan lupa, ini Belanda, negeri berjuta sepeda.
Bagaimana kita bisa sampai di tempat ini? Dari Amsterdam Central Station, dengan kereta api kita hanya butuh waktu 20 menit dan melewati empat stasiun. Ambil jurusan langsung Alkmaar ke Koog-Zaandiijk.
Dari stasiun tinggal ikuti tanda hijau ke Zaanse Schans, dengan berjalan kaki kita hanya butuh waktu 15 menit. Sesampai di jembatan untuk menyeberangi sungai Zaan, kita akan menemukan pemandangan yang luar biasa indah.
Jika mau naik bus, dari stasiun Amsterdam kita menuju stasiun Zaandam, dad situ tiap jam ada bus nomor 88 yang langsung ke jurusan Zaanse Schans. Bus berhenti di kincir angin de Bleeke Dood in Koog aan de Zaan. Dari situ kita akan berjalan kaki sekitar 7 menit menuju Zaanse Schans.
Karena acaranya banyak jalan-jalan, gunakan sepatu dan pakaian yang sesuai. Yang jelas, untuk masuk ke dusun wisata ini tidak dipungut biaya, dan terbuka sepanjang musim. Tidak perlu khawatir kelaparan, sebab di situ juga ada restoran dan kantin. Syaratnya, jangan mencari makanan dan minuman asli abad 17....
sumber : www.perempuan.com
Kalau Anda tergolong orang yang saat piknik ke negeri orang tak hanya mencari pusat perbelanjaan, Zaanse Schans adalah daerah tujuan wisata di Belanda yang layak untuk didatangi.
Zaanse Schans merupakan sebuah dusun kecil di sepanjang jalur Sungai Zaan, di Belanda Utara. Dusun ini sengaja dipelihara untuk menghadirkan kehidupan Belanda pada abad 17-18.
Di situ kita dapat menjumpai rumah-rumah mungil terbuat dari kayu berwarna hijau. Beberapa rumah kuno sengaja didatangkan dari daerah lain, demi menghadirkan suasana asli.
Di belakang rumah biasanya ada semacam jembatan kayu yang juga kecil untuk menyeberangi parit. Halaman rumah merupakan taman yang indah dengan aneka tanaman bunga dan sedikit sayuran untuk konsumsi pribadi penghuninya.
Di desa ini pula kita dapat menyaksikan sejumlah produk tradisional Belanda dibuat. Antara lain kelompen atau bakiak yang sangat populer itu, juga porselen, kerajinan timah, dan keju.
Di rumah pembuatan keju itu kita bukan hanya dapat melihat bagaimana keju dibuat, tetapi sekaligus menyaksikan pembuatnya dibalut pakaian tradisional negeri di bawah permukaan laut ini.
Sudah barang tentu, jika telah puas melihat-lihat bagaimana semua barang-barang itu dibuat, kita bisa membelinya untuk oleh-oleh. Ukuran dan jenis keju, kelompen, maupun porselen dan kerajinan dari timah sangat beragam, sehingga pengunjung bisa memilih sesuai selera dan kemampuan.
Di desa itu pula kita dapat mengunjungi sejumlah kincir angin yang dipergunakan untuk industri. Pada bulan November hingga Februari kebanyakan kincir hanya dibuka untuk umum pada akhir pekan. Kincir cat De Kat dan kincir minyak De Zoeker buka setiap hari hanya selama bulan Maret hingga Oktober.
Sebagai negara yang sangat menyukai detail dan gemar pada sejarah, museum juga terdapat di Zaanse Schans. Antara lain Zaans Museum, The Clock Museum, toko grosir Albert Heijn yang pertama, Bakery In de Gecroonde Duykvekater, dan The Noorderhuis.
Jika bepergian sendiri, tidak bersama rombongan tur yang biasanya hanya punya waktu sangat singkat di sebuah daerah tujuan wisata, kita dapat menghabiskan waktu seharian di desa ini.
Jika tidak mau terlalu capek berjalan kaki, kita dapat menjelajahi desa ini dan menikmati suasana dan pemandangannya dengan bersepeda. Jangan lupa, ini Belanda, negeri berjuta sepeda.
Bagaimana kita bisa sampai di tempat ini? Dari Amsterdam Central Station, dengan kereta api kita hanya butuh waktu 20 menit dan melewati empat stasiun. Ambil jurusan langsung Alkmaar ke Koog-Zaandiijk.
Dari stasiun tinggal ikuti tanda hijau ke Zaanse Schans, dengan berjalan kaki kita hanya butuh waktu 15 menit. Sesampai di jembatan untuk menyeberangi sungai Zaan, kita akan menemukan pemandangan yang luar biasa indah.
Jika mau naik bus, dari stasiun Amsterdam kita menuju stasiun Zaandam, dad situ tiap jam ada bus nomor 88 yang langsung ke jurusan Zaanse Schans. Bus berhenti di kincir angin de Bleeke Dood in Koog aan de Zaan. Dari situ kita akan berjalan kaki sekitar 7 menit menuju Zaanse Schans.
Karena acaranya banyak jalan-jalan, gunakan sepatu dan pakaian yang sesuai. Yang jelas, untuk masuk ke dusun wisata ini tidak dipungut biaya, dan terbuka sepanjang musim. Tidak perlu khawatir kelaparan, sebab di situ juga ada restoran dan kantin. Syaratnya, jangan mencari makanan dan minuman asli abad 17....
sumber : www.perempuan.com
Comments