TWM Jonggol, Jabar; Wisata Kebun Keluarga

Walaupun sudah diresmikan sejak 1995, popularitas Taman Buah Mekarsari tidak sebesar tempat wisata lainnya. Kini tempat itu mencoba mengejar ketertinggalannya dengan mengubah diri tidak lagi sekadar taman buah, tetapi menjadi Taman Wisata Mekarsari. Intinya, setiap keluarga bisa berwisata di tengah taman buah.

Berubahnya konsep Taman Wisata Mekarsari (TWM) dari sekadar taman buah menjadi taman wisata, tentunya diiringi perubahan fasilitas yang ada di sana. Dulu pengunjung memang hanya bisa menikmati berbagai macam buah, terutama buah tropis dan buah-buah langka yang ada di Indonesia. Pengunjungnya pun rata-rata adalah orang yang berminat pada tanaman buah atau mahasiswa yang melakukan penelitian.

Sejak 2004, TWM mencoba memusatkan perhatian pada hiburan untuk seluruh anggota keluarga sambil menumbuhkan kecintaan pada tanaman. Menurut Yuliati, staf Marketing dan Humas PT Mekar Unggul Sari yang mengelola TWM, perubahan konsep ini memang dilakukan karena ingin melebarkan layanan kepada masyarakat. Pengunjung tidak hanya mencicipi buah hasil budidaya TWM, tetapi juga mendapatkan kegembiraan dengan segala fasilitas permainan dan hiburan yang ada. "Lagi pula agar pengunjung mempunyai alternatif hiburan lain, jika tidak bisa memetik buah karena tidak bertepatan dengan waktu panen," kata Yuliati.

Lokasi TWM sekitar 13 kilometer dari pintu tol Cibubur (Jagorawi), di Jalan Raya Cileungsi-Jonggol Kilometer 3, Cileungsi, Kabupaten Bogor. Dengan luas areal 264 hektar, TWM memiliki koleksi kurang lebih 44 famili, 362 spesies, dan 1.463 varietas tanaman dari berbagai daerah di Indonesia, seperti buah nanas, durian, melon, rambutan, mangga, manggis, hingga belimbing. Semua buah ini tersedia dengan berbagai macam jenis dan asal buah.

Selain itu, TWM melakukan penyilangan terhadap berbagai macam jenis buah sehingga menghasilkan buah dengan kualitas yang baik. Misalnya saja nangkadak, yakni buah hasil penyilangan antara nangka dan cempedak. Kulit buah tidak terlalu tebal, tetapi daging buahnya tebal seperti nangka, tetapi tidak sewangi cempedak. Rasanya juga manis. Di TWM juga tersedia buah-buah langka seperti matoa, sawo kecik, gayam, buah nona, kesemek, dan namnam atau kepel, dan juga kemang.

Untuk masuk ke TWM, setiap pengunjung harus membayar tiket masuk seharga Rp 10.000 per orang dan anak-anak Rp 9.000. Adapun untuk berkeliling melihat seluruh fasilitas kebun buah, pengunjung bisa menggunakan kereta keliling dengan membayar Rp 3.000 per orang.

Pengunjung boleh berhenti di tempat-tempat wisata yang diinginkan dan melanjutkan perjalanan dengan kereta berikut tanpa dipungut bayaran lagi. Jika kebun buah yang didatangi sedang panen, pengunjung boleh membeli dengan memetik langsung buah di pohon. Sementara jika sedang tidak panen atau lewat waktu panen, pengunjung bisa membeli buah di kios yang ada di kebun atau di toko buah di areal Graha Krida Sari (gedung pusat informasi).

Bagi pengunjung yang memang ingin merasakan memetik buah sendiri, ada baiknya untuk menelepon dulu ke pengelolanya atau menanyakan ke informasi buah apa yang bisa dipanen. Banyak pengunjung yang kecewa karena ketika datang ternyata tidak bisa merasakan memetik buah karena bukan waktu panen. Ketika Kompas datang, dikatakan buah yang sepanjang waktu bisa dipanen adalah melon. Namun ternyata juga tidak bisa memetik karena belum waktunya panen.

Untuk mengobati rasa kecewa karena tidak bisa memanen, pengunjung bisa menikmati taman keluarga. Anak-anak bisa mengunjungi kebun binatang kecil dan naik kuda, atau bermain di taman bermain. Ibu bisa memetik sayuran di kebun sayur, seperti terong dan kacang panjang, sedangkan ayah bisa memancing. Tiket masuk ke taman keluarga ini Rp 3.000 per orang, sewa pancing dan umpan Rp 6.000, sedangkan sayur hasil petikan dan ikan hasil pancingan ditimbang untuk dibayar.

TWM juga menyediakan fasilitas belajar menanam bagi anak-anak. Anak akan diberi satu pot, media tanam, alat-alat menanam, dan pohon yang akan ditanam. Anak akan diajarkan bagaimana pohon yang ada di kantong tanam plastik (polybag) dipindahkan ke pot. Setelah itu, pohon hasil tanamnya boleh dibawa pulang.

Dengan belajar menanam ini, diharapkan akan tumbuh rasa cinta pada tanaman di dalam diri anak-anak. Selain itu, juga rasa tanggung jawab anak untuk selalu menyiram tanaman agar tidak mati. Fasilitas Kids Farmer ini hanya tersedia pada Selasa sampai Jumat dan bisa diselenggarakan minimal empat anak dengan harga Rp 37.000 per orang.

TWM sebenarnya juga mempunyai paket-paket untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang budidaya tanaman, seperti belajar membuat kultur jaringan, biologi bunga, dan kunjungan ke laboratorium biosari. Namun, paket ini hanya disediakan bagi sekolah atau universitas dengan jumlah peserta minimal 30 orang.

Bagi pengunjung yang tertarik membeli tanaman hasil budidaya TWM, baik tanaman buah maupun bunga, bisa membeli di Garden Center. Di sana tersedia tanaman hias, bibit, media tanam, pupuk, dan juga tabulampot (tanaman buah dalam pot).

sumber : perempuan.com

Comments