TN Bali Barat, Buleleng; Nikmati Resor Di Tengah Hutan

Wisatawan Jepang paling gemar mengikuti Fun Adventure Biking di Menjangan Jungle & Beach Resort. Monsoon Forest Resort, dengan kolam renang dan jacuzzi, "oase" di tengah hutan. Tak ada tayangan televisi, tak terdengar alunan musik easy listening layaknya di kafe temaram yang cozy. Begitu matahari undur ke peraduan, mulai terdengar suara binatang-binatang nokturnal seperti burung hantu atau lenguhan menjangan. Selebihnya senyap. Bulan sedang purnama pada penggal awal Desember lalu. Sinarnya menembus tegakan pepohonan yang sedang meranggas di kawasan Menjangan Jungle & Beach Resort.

Jangan bermimpi menemukan keramaian di tempat itu. Resor itu memang terletak di hutan, di dalam zona pemanfaatan Taman Nasional Bali Barat. Tepatnya di Jalan Raya Gilimanuk Singaraja Km 17, Desa Pejarakan, Buleleng, Bali. Namun, juga jangan membayangkan bakal melewatkan hari-hari di pondok-pondok wisata berdinding bambu, beratap rumbia, berpenerangan listrik dari generator yang mati pada jam tertentu. Juga tak perlu membuka tenda, bermalam di camping ground, mandi di kali.

Di resor itu tersedia fasilitas hotel bintang lima. "Kami menawarkan suasana alam dengan fasilitas kota," kata Yulianus Sunarto, Direktur Operasional PT Trimbawan Swastama Sejati, pengelola resor itu. Tak terbayangkan, memang. Namun, datang saja ke Monsoon Forest Resort, "oase" pertama yang segera terlihat ketika tamu memasuki kawasan resor yang gersang di musim kemarau. Panas yang menyengat kulit berganti kesejukan ketika kaki melangkah ke ruang tamunya yang luas, menyatu dengan front desk.

Deretan bangunan kamar dari kayu tipe deluxe dibangun berhadapan, bersambung dengan suite room, membentuk huruf U. Kesejukan tercipta karena kamar-kamar dibangun di bawah kerimbunan pohon jenis evergreen, lengkap dengan kolam renang dan jacuzzi di tengah bangunan. Suasana hutan benar-benar terasa, karena pada sore hari rusa-rusa dan kera ekor panjang sering bertandang ke areal itu. Kicau berbagai jenis burung yang bersahut-sahutan di pagi hari menjadi alarm alami.

Kamar-kamar berpendingin ruangan itu dilengkapi minibar, safety box, dan peralatan pembuat minuman kopi. Kamar mandinya modern, tinggal memilih guyuran air dingin atau air panas. Kalaupun mencari-cari perbedaan dengan hotel berbintang lima di kota-kota besar, tamu tak akan menemukan pesawat televisi di kamar. Kalaupun tak ingin ketinggalan berita, tinggal nongkrong di ruang tamu mengikuti siaran berita, hingga saluran luar negeri seperti CNN.

"Oase" berikut adalah Menjangan Cliff Villa di kawasan Teluk Bajul, dengan pemandangan ke laut lepas. Di tempat itu tersedia vila-vila satu kamar, dua kamar, hingga tiga kamar, masing-masing dilengkapi ruang duduk, dapur dengan segala perlengkapannya, layanan telepon satelit, kolam renang, kamar mandi dengan air panas, teras kayu yang berpemandangan lepas ke laut dan ke gunung.

Pilihan lain adalah menginap diMenjangan Mangrove Gazebo, seperti dilakukan Martin Hecking, wisatawan asal Jerman, bersama temannya, Te, asal Mesir. Bagai berkemah di tengah hutan mangrove saja layaknya. Delapan gazebo dibangun di atas air laut di antara hutan bakau, dengan jarak tertentu untuk memberi ruang privasi. Masing-masing dihubungkan jalan setapak dari kayu.

Gazebo yang dimaksud adalah bangunan mungil beratap ilalang, berisi dua dipan seukuran badan dan satu meja kecil. Memasukinya, bagai tak berbatas dengan alam sekitar, karena bangunan itu berdinding kawat kasa. Berbeda dengan dua penginapan yang diceritakan sebelumnya, kamar mandi bagi tamu gazebo terletak di luar. Menginap di areal itu juga memudahkan tamu menikmati olahraga bahari. Tinggal pilih

Keindahan alam bawah laut bisa dinikmati di Floating Jetty, di kawasan itu. Ikan badut, berlarian ke sana-kemari, menembus kelompok ikan hias berwarna-warni. Tempat yang sangat romantis. Sesekali, kata Jarot Wahyudi, yang menangani konservasi dan pengembangan masyarakat di resor itu, mereka melayani pasangan pengantin baru yang ber-candle-light dinner di Floating Jetty. Menjangan Mangrove Gazebo pilihan yang tepat bagi pasangan penyuka petualangan di alam terbuka untuk berbulan madu!

Resor itu memang "surga" bagi penyuka kegiatan di alam terbuka. Tinggal mengatur jadwal, mulai dari mengikuti wisata bahari, horseback riding, bird watching, jungle trekking, forest biking. Tiga kegiatan yang disebut terakhir, berpusat di Bali Tower.
Bali Tower boleh dikata "pusat keramaian" di resor itu. Bangunan menjulang beratap khas yang tampak dari Jalan Raya Gilimanuk Singaraja itu adalah bangunan lima lantai. Bangunan utama berwujud menara, dengan tiang pancang batang pohon bengkirai setinggi 28 meter dengan diameter 80 sentimeter.

Lantai pertama berfungsi sebagai lobby terbuka, tempat tamu bisa menikmati tayangan kegiatan resor melalui layar televisi di salah satu dindingnya. Lantai dua adalah restoran Puri Bengkirai, dengan pemandangan lepas ke sekeliling. Sebuah tangga putar membawa tamu hingga ke lantai paling atas. Di lantai tiga hingga lima, juga bisa dijumpai tempat duduk dan meja yang ditata seperti di ruang restoran.

Selain ruang restoran di lantai dua, bagian Bali Tower yang menjadi favorit tamu untuk bersantap malam adalah Jetty, "dermaga" kayu raksasa yang dibangun menjorok ke lembah. Sungguh romantis membayangkan sebuah candle-light dinner beratap langit dengan penerangan sinar bulan purnama dan taburan bintang. Jetty juga menjadi salah satu pilihan bagi tamu yang ingin menikmati sunset sambil menyeruput teh.

Bangunan yang juga ditunjang tiang batang-batang kokoh bengkirai itu terdiri atas dua lantai. Kantor resor, lobby, hingga klinik, menempati lantai pertama. Ruang pertemuan luas yang berpemandangan ke istal kuda, menempati lantai dua. Lagi-lagi tak terbayangkan ruang pertemuan di tengah hutan dilengkapi fasilitas tak kalah dengan ruang pertemuan di hotel-hotel di kota besar, termasuk mesin fotokopi hingga internet! Memang tak salah, suatu kemewahan di tengah hutan.

sumber : liburan.info

Comments