Keindahan Paradiso yang mungkin belum begitu banyak dikenal masyarakat Indonesia pada umumnya merupakan salah satu alternatif bagi para penggemar wisata pulau yang sudah jenuh dengan suguhan pulau-pulau yang sudah ada sebab sudah sangat ramai, bising dan sibuk.
Pantai Carocok, Kecamatan Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat memang menjadi pelabuhan untuk menyebrang menuju pulau Cubadak. Di antara para pelancong terlihat beberapa turis asing yang juga sedang menunggu untuk menyebrang. Selidik punya selidik, ternyata para turis itu sebagian besar berasal dari Negara Italia
Pulau Cubadak ternyata punya kaitan erat dengan orang-orang Negeri Spaghetti. Soalnya pulau ini sudah sejak 12 tahun yang lalu dikelola oleh Nanni Casalegno yang berasal dari Italia. Sebelum ditangani Casalegno, Pulau Cubadak tak lebih dari sebuah pulau yang hanya dipenuhi semak-belukar dan sama sekali tak terurus.
Pak Nanni mendapatkan izin hak guna usaha dari pemerintah daerah setempat selama 30 tahun. Mantan karyawan asuransi di Italia itu berhasil menyulap Cubadak - yang berarti Nangka - menjadi sebuah pulau yang hidup, tanpa harus menggusur ekosistem dan habitat yang ada di situ. Kicauan burung-burung di hutan yang meningkahi bunyi hempasan air ke pasir pantai adalah sebuah orkestra alami yang bisa dinikmati setiap saat di sini.
Turis-turis Italia kepincut berat dengan pulau yang berada tiga mil lepas pantai Carocok atau 24 mil lepas pantai Padang. Mereka menjulukinya Paradiso Village - "desa surga "Begitu mendengar paradiso village, orang Italia pasti langsung ingat pulau ini," ujar Sebastiano yang merupakan pengelola kapal pesiar Naga Laut.
Di kejauhan, Pulau Cubadak dengan sejumlah cottage dari kayu seolah-olah sedang menunggu kedatangan kami. Kurang dari 10 menit, boat sudah mencapai Paradiso. Di dermaga kami disambut Federica, istri Pak Nanni kemudian dibawa menuju bar dan ruang rehat yang interiornya didimonasi oleh unsur kayu dan rotan untuk menikmati minuman selamat datang.
Paradiso memiliki 13 vila, satu suite, dan satu restauran lengkap dengan dapurnya, butik dan kawasan baca, serta sebuah rumah untuk staf setempat. Seluruh bangunan terbuat dari kayu dan atap dari daun palam. Vila untuk para tamu yang semuanya menghadap ke laut, dilengkapi dengan perabotan yang terbuat dari rotan dan kayu. Sementara karpet, alas meja, selimut terbuat dari tenunan tangan. Untuk memperindah riangan terdapat sejumlah hiasan dinding yang dirancang dengan motif-motif ala pahatan Minangkabau.
Masing-masing vila terdiri atas beranda, kamar tidur, khusus di lantai dua terdapat tempat tidur dengan kelambu. Setiap vila dilengkapi dengan kamar mandi yang besar dengan air panas dan dingin. Air yang bisa diambil di wastafel juga bisa langsung diminum. Laut di depan vila-vila kayu itu berair tenang dengan dasar lautnya kaya akan terumbu karang yang seolah-olah mengelililingi pulau ini. Airnya yang jernih tampak makin bening ketika menyapu pasir putih Pantai Cubadak.
Olahraga air seperti menyelam memang menjadi aktivitas primadona bagi para pengunjung pulau. Bagi yang sangat berminat tapi belum punya pengalaman, instruktur selam Paradiso yang sudah bersertifikat internasional siap melatih para tamunya. Bagi yang ingin berselancar angin, berlayar, snorkeling, ski air, ataupun naik kano, kesempatan dan fasilitas serupa juga tersedia.
Yang menarik, semua fasilitas untuk aktivitas olahraga air, semua tersedia di sini. Kecuali perlengkapan menyelam dan ski air, semuanya disediakan secara gratis. Bagaimana untuk yang lebih suka kegiatan di darat? Cobalah untuk naik kapal motor berkeliling pulau yang tak kalah mengasyikan. Atau olahraga sepakbola pantai atau voli pantai bersama rekan-rekan di sore hari saat pasang turun.
Kegiatan lain yang tak kalah mengasyikannya adalah menjelajahi Pulau Cubadak yang luasnya sekitar 40 kilometer persegi. Maklum pulau masih memiliki hutan lebat dengan bukit runcing yang tidak begitu tinggi tapi memiliki tekstur berliku yang relatif aman untuk didaki di tengahnya. Dari bukit yang terletak persis di belakang sejumlah vila yang terdapat di bagian kiri pulau, kita bisa menikmati pemandangan di sekitar pulau dari atas dan melihat pesisir selatan Sumatra Barat yang ditaburi pulau-pulau kecil dan indah.
Keindahan Paradiso yang mungkin belum begitu banyak dikenal masyarakat Indonesia pada umumnya merupakan salah satu alternatif bagi para penggemar wisata pulau yang sudah jenuh dengan suguhan pulau-pulau yang sudah ada sebab sudah sangat ramai, bising dan sibuk. Kalau mau datang ke sana ada baiknya sekitar Januari hingga akhir Juli, sebab bulan Agustus bisa dipastikan fully-book. Atau Oktober hingga pertengahan Desember saat pengunjung yang datang tak terlalu banyak. Selamat menikmati keindahan desa surga.
sumber : perempuan.com
Comments