Kaimana, Papua; Sejuta Peosona Yang Tak Terlupakan

Kota Kaimana, Papua Barat ternyata bukan hanya melegenda dengan lagunya “Senja Di Kaimana”. Keindahan lautnya menyimpan sejuta pesona dan tak akan bosan mata memandangnya. Jadi, bila Anda ingin menikmati panorama pantai dan laut, tidak perlu jauh–jauh pergi ke Pantai Hawaii. Datang saja ke Kota Kaimana!

Salah satu objek wisatanya adalah Teluk Triton. Dari Kota Kaimana untuk menuju Teluk Triton sangat mudah, hanya memerlukan waktu 1,5 jam. Bagi pencinta wisata bahari, perjalanan ini tentunya sangat menyenangkan. Setelah melewati Tanjung Bicari yang bergelombang, kami akhirnya tiba di Selat Erana yang saat ini lebih dikenal dengan nama Selat Namatota, karena di situ terdapat Pulau Namatota.

Di pulau inilah awal wisata laut kami dimulai dengan berbagai panorama alam yang menakjubkan. Tampak sebuah gunung berbentuk ikan paus. Uniknya, pada stalaktit gunung itu terdapat lukisan–lukisan yang menggambarkan matahari, tangan manusia, dan juga tengkorak manusia. “Oleh masyarakat di sini, tempat ini dianggap sakral dan mereka tidak tahu pasti kapan lukisan ini dibuat. Jadi pulau ini menyimpan banyak misteri,” kata Asril.

Tidak itu saja, setiap pukul 08.00-12.00, bila kondisi cuaca bagus dan laut dalam keadaan flat atau tenang, terdapat sekelompok ikan paus dan lumba-lumba asyik mencari makan dan mereka sangat aktif bermain bersama kelompoknya. “Kami katakan tempat ini ‘restorannya’ ikan paus dan lumba–lumba, karena tempat ini adalah fishing bank (bank ikan-red). Banyak terdapat jenis ikan,” lanjutnya.

Di sini, wisatawan juga bisa melihat ikan mangiwang atau ikan yang lebih dikenal dengan nama hiu bodoh. Disebut hiu bodoh karena ikan ini hanya berjalan di atas pasir dengan siripnya dan makanannya hanya ebi (udang kecil).

Bagi penggemar diving dan snorkeling, tempat ini merupakan kawasan wisata yang menarik. Karang–karang di Teluk Triton ini terkenal dengan soft coral atau karang lunak. Berdasarkan hasil survei CI Kaimana, ditemukan 868 jenis ikan karang, termasuk 10-14 jenis baru (10-13 endemik).

Keanekaragaman hayatinya dapat terlihat dari jenis ikan karang FakFak/Kaimana yang mencapai 959 spesies, bank heal seascape (BHS) sebanyak 1.323 spesies, termasuk 24 yang endemik. Jenis karang FakFak/Kaimana berjumlah 471 spesies, ditambah 16 spesies baru dan BHS 560 spesies. Jenis udang mantis FakFak/Kaimana.

Ada 28 spesies dan BHS 57 spesies, termasuk delapan yang endemik, sedangkan berdasarkan coral reef fish diversity index, diprediksi ada sekitar 1.194 jenis ikan karang di areal Fakfak, Kaimana. Selain itu, juga ada 234 jenis ikan karang yang biasanya menjadi target foodfish, komersial maupun tradisional. Ini sangat unggul jika dibandingkan dengan Thailand yang hanya terdapat 174 jenis ikan karang.

Banyaknya biota laut dan jenis ikan ini membuat tempat ini juga sangat cocok untuk arena memancing. Teluk Triton bukan hanya menarik sebagai wisata bahari, tetapi juga wisata budaya perpaduan budaya lokal dan luar. Banyak cerita dan legenda yang bisa didapat di daerah ini, termasuk legenda tenggelamnya kapal China pada saat Dinasti Ming. Kapal Inggris juga dikabarkan pernah tenggelam di wilayah ini.

Perjalanan lebih mengasyikkan jika melanjutkan ke Pulau Umbrom yang banyak pasir putihnya. Jadi bila ingin berenang, mampir saja di Pulau Umbrom. Ada juga Pulau kelelawar, di mana setiap menjelang sore hari ribuan kelelawar keluar dari sarangnya, yang kemudian terbang sampai ke Kota Kaimana.

Untuk menjaga agar Teluk Triton dan laut di Perairan Kaimana tetap lestari dan menjadi objek wisata laut. Pemerintah Daerah (Pemda) Kaimana menetapkan luas wilayah laut 597.747 hektare yang dihitung sejauh empat mil laut dari garis pantai laut terluar sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD).

Sebuah konsep tentang pemanfaatan laut yang teratur dan bertujuan untuk menjaga supaya kekayaan alam, terutama laut dan sekitarnya tetap lestari dan terjaga sampai generasi anak cucu kita nanti. Seperti slogan yang dicanangkan Kabupaten Kaimana untuk menjaga kekayaan alamnya, yakni kalo bukan kitong sapa lagi, kalo bukan sekarang kapan lagi?

sumber : perempuan.com

Comments