Selasa, 6 Januari 2009 | 01:16 WIB
PADANG, SENIN - Rumah pasangan Herman (45) dan Nita (42) di kelurahan Berok Nipah, Muara Padang, Kecamatan Padang Barat tidak lagi sepi. Hampir setiap waktu, silih berganti orang datang ke rumah permanen yang dikontrak Nita tersebut. Rumah kontrakan yang memang sempit tersebut, semakin terasa sempit.
Kunjungan tidak hanya datang dari warga sekitar tapi juga warga Kota Padang lainnya, bahkan ada yang datang dari luar Kota Padang. Pemberitaan tentang gurita berkepala mirip manusia menjadi alasan kedatangan warga tersebut.
"Sampai Senin (5/1) dinihari masih ada warga yang datang melihat, mereka mengetok pintu rumah agar bisa melihat gurita berkepala manusia ini," ujar Nita saat dikunjungi, Senin (5/1).
Tidak hanya Nita yang ketiban rezeki. Warga sekitar yang tinggal di kawasan yang padat tersebut juga mendapat rezeki bak durian runtuh. Selain dari parkir kendaraan sepeda motor, juga dari beberapa kantong sumbangan yang disediakan. Sebelum sampai ke rumah Nita, mulai dari jalan Muara, setidaknya ada tiga pos kantong sumbangan yang mesti dilewati pengunjung.
Pos pertama di mulut gang, bagi pengunjung yang menggunakan sepeda motor dikenakan uang parkir sebesar Rp 1.000. Selanjutnya, tidak beberapa jauh dari lokasi ada pos sumbangan sukarela untuk masjid. Kantong sumbangan terakhir disediakan di rumah Anita.
Nita mengaku tidak pernah mendapat mimpi atau firasat aneh setelah gurita berbentuk kepala manusia tersebut ada di rumahnya. Hanya saja, saat merebus gurita untuk makan siang, ia sempat mendengar suara tangis bayi.
"Awalnya saya pikir, itu tangis bayi tetangga tapi setelah saya ingat-ingat benar, di kawasan tempat tinggal saya tidak ada tetangga yang memiliki bayi," ujarnya.
Rasa penasaran juga yang mendorong Nita mencari dimana sumber suara tangis bayi tersebut. Pencarian Nita berakhir di dapur. Dari dapur suara tersebut semakin keras terdengar. Nita baru tersentak saat melihat kuali tempat gurita tersebut direbus. Nita mengaku sampai saat ini tidak pernah bermimpi terkait dengan gurita berwajah mirip manusia tersebut.
"Kepala gurita tersebut muncul di tengah kuali, seperti orang minta tolong dan tampak bergerak-gerak," ujar Nita menambahkan saat itulah ia baru sadar saat memperhatikan dengan seksama ternyata bagian kepala gurita tersebut sudah berubah bentuk, mirip kepala manusia.
Sejak Minggu (4/1) sampai Senin (5/1), setidaknya pengunjung yang datang sudah mencapai ribuan orang. Informasi tentang adanya gurita yang memiliki kepala mirip manusia tersebut sudah tersebar luas. Mereka tidak hanya datang dari Kota Padang tapi juga dari Batusangkar dan Pariaman.
"Saya berinama gurita tersebut Siti Nurbaya karena bentuknya seperti perempuan," ujar Nita.
Tak hanya gurita asli, foto-foto gurita yang dijual di sepanjang gang sebelum sampai di rumah Nita juga laku keras bak kacang goreng. Harganya beragam mulai dari Rp 3.000 untuk ukuran 4R dan Rp 20 ribu untuk ukuran 10R. Menurut Buyung (26), seorang penjual foto gurita, sampai Senin (4/1) siang, ia sudah mengantongi uang lebih dari Rp 100 ribu dari penjualan foto tersebut.
"Boleh dikatakan fotonya laku keras, perbandingannya dari 10 pengunjung yang datang, 6 diantarnya pasti membeli," ujar Buyung kepada Tribun.
Tidak hanya foto, pengunjung yang datang pun saling berebutan untuk mengambil foto gurita yang dipajang di depan rumah Nita. Ada yang menggunakan foto saku, ada juga melalui ponsel. Praktis desak-desakan antara pengunjung yang antusias, membuat beberapa pengunjung ada yang kehilangan ponsel di lokasi.
Gurita berkepala manusia berukuran sekitar 20 cm tersebut berawal ditangkap suaminya bersama nelayan lain di perairan Sauban Kabupaten Mentawai pada Minggu (4/1). Saat dibongkar di pelabuhan Batang Arau sekitar pukul 10.00, tidak tampak keanehan pada bagian kepala dari gurita tersebut. Keanehan baru muncul saat Nita merebus gurita tersebut, sebelum digoreng siangnya. Rencananya gurita tersebut akan dijadiakan santapan makan siang bersama keluarga.
Saat direbus itulah, gurita tersebut berubah bentuk. Pada bagian kepalanya tampak seperti kepala manusia berkelamin perempuan. Sebelumnya pada bagian mata gurita mengalir air namun ternyata itu sisa air rebusan. Sampai malam ini, lokasi masih dikunjung warga silih berganti, seakan tidak pernah berhenti. Lokasi pun seperti pasar malam.(Youngster Twin)
Dicopy dari kompas.com
Comments