October 3rd, 2007
SUDAH pernah berarung jeram? Kalau belum, tidak ada salahnya anda mencoba olahraga ekstrim yang satu ini. Olahraga ini memang lumayan berbahaya, karenanya tidak sedikit orang yang menjadi korban dan menemui ajalnya ditelan keganasan jeram-jeram sungai. Namun kegiatan ini tidak berkurang peminatnya, malah di beberapa daerah, arung jeram menjadi komoditi pariwisata yang menjanjikan. Setiap orang dari anak-anak sampai dewasa dapat mencoba berarung jeram dengan membayar Rp150.000 s/d Rp300.000 dengan lama pengarungan yang dapat dipilih sendiri oleh wisatawan. Tentunya semua resiko dapat diminimalisir dengan menggunakan safety procedure yang benar dan mengikuti arahan dari pemandu profesional.
Olahraga arung jeram pertama kali dikenal di Indonesia pada era 70-an dengan diadakannya Citarum Rally I pada 17 April 1975. Selanjutnya, berbagai club arung jeram bermunculan seperti Kapinis, Arus Liar, Riam Jeram, Sobek, Sumatera Savage, Jeram Alas, Fausta Bogor dsb. Kegiatan ini juga terus merambah ke kampus-kampus melalui aktivitas mahasiswa pecinta alam (Mapala) seperti Mapala UI, Aranyacala Trisakti, Mapala Unand dan hampir di seluruh mapala di Indonesia. Biasanya setiap tahun selalu diadakan kejuaraan arung jeram tingkat nasional atau daerah yang semakin menyuburkan perkembangan kegiatan yang diwadahi Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) ini. Arung Jeram menjadi salah satu olahraga prestasi yang memunculkan atlet-atlet profesional dan siap bertanding ke ajang internasional.
Sumatera Barat, sebagai salah satu provinsi yang dianugerahi Tuhan dengan kekayaan dan keindahan alam yang melimpah memiliki banyak lokasi wisata petualangan. Termasuk di dalamnya yaitu sungai-sungai yang layak untuk berarung jeram dengan berbagai variasi tingkat kesulitan. Sebut saja, Batang Tarusan, Batang Bayang, Batang Sinamar, Batang Kuantan, Batang Sangir dan masih banyak lagi sungai yang belum terekspose. Sayangnya, perkembangan arung jeram di daerah ini masih sangat lamban dikarenakan kurangnya perhatian dari Pemerintah Daerah untuk mengembangkan potensi wisata petualangan yang satu ini. Padahal arung jeram dapat mendatangkan wisatawan lokal dan mancanegara seperti halnya kegiatan surfing (selancar) di Kepulauan Mentawai yang terkenal ke seluruh dunia.
Selain itu kesan berbahaya dan biaya mahal yang melekat pada kegiatan ini juga menyebabkan kurang tersosialisasinya aktivitas ini. Upaya untuk memajukan kegiatan ini haruslah melibatkan semua elemen masyarakat dan pemerintah agar dapat bermanfaat bagi daerah.
Batang Tarusan, Menyajikan Petualangan Tiada Henti
Bagi anda yang berasal dari daerah Pesisir, tentunya akrab dengan Batang Tarusan. Sungai ini terlihat jelas dari jalan lintas Padang – Painan yang berhulu dari Danau Diatas dan memiliki debit air yang relatif stabil meskipun dimusim kemarau. Sungai yang termasuk wilayah Kabupaten Pesisir Selatan ini sangat layak diarungi dengan tingkat kesulitan menengah (grade 2+ sampai 3). Di musim penghujan, tingkat kesulitannya akan bertambah, mencapai grade 4+. Perjalanan menuju titik start pengarungan dapat ditempuh selama 1,5 – 2 jam dari Kota Padang dengan ongkos Rp8.000. Transportasi yang lancar merupakan salah satu faktor pendukung untuk mengembangkan Batang Tarusan sebagai objek wisata petualangan.
Pengarungan biasa dimulai dari desa Taratak tepatnya dari depan SDN 45 Taratak yang terletak lebih kurang 20 menit dari jalan lintas dengan lama pengarungan 2 – 3 jam. Bagi yang telah berpengalaman, dapat memulai pengarungan dari daerah hulu lagi tentunya dengan jeram-jeram yang lebih menantang dan kemiringan yang lebih ekstrim. Karakter sungai daerah hulu yang sempit juga menambah cepatnya arus sungai dan menghadirkan jeram-jeram besar dan turunan (drop) yang dapat menyebabkan perahu terbalik apabila telat bermanuver. Adrenalin anda akan dipacu habis-habisan pada saat melewati jeram-jeram Batang Tarusan. Sepanjang pengarungan, anda akan disuguhi pemandangan indah khas perbukitan yang terasa asri dan cukup terjaga kelestariannya. Hijaunya alam dipadukan dengan jernihnya air sungai serta ganasnya jeram tentunya akan memberikan kenikmatan tersendiri bagi anda yang menyukai kegiatan petualangan.
Tak jarang pengarung jeram (rafter) beristirahat di tengah pengarungan untuk menikmati kebesaran Tuhan ini. Anda juga akan melintasi daerah persawahan penduduk yang juga memberikan suasana khas pedesaan ditambah keramahan penduduk yang membuat anda semakin betah dan ingin kembali berarung jeram di sini. Tentunya anda juga harus tetap berkonsentrasi melaksanakan perintah kapten pada saat melewati jeram-jeram tertentu yang rentan untuk membalikkan perahu. Keahlian kapten dalam memberikan aba-aba dan membaca jalur sangat diperlukan demi keamanan dan keselamatan pengarungan. Anda juga harus melengkapi diri dengan perlengkapan standar pengarungan seperti helm, pelampung, paddle (dayung) dan pakaian yang tidak mengganggu pergerakan agar dapat mengurangi risiko apabila terjadi trouble.
Pemahaman tentang keselamatan diri pribadi dan tim juga harus dimiliki oleh semua anggota tim pengarungan. Contohnya saja apabila anda terlempar, anda harus tahu bahwa hanyut di jeram tidak sama dengan hanyut di sungai berarus tenang. Posisi badan harus menghadap ke atas (terlentang) dengan kaki yang mengarah ke hilir sungai bersiap untuk menghadapi rintangan yang mungkin ada di depan. Kondisi air yang deras menyebabkan kemampuan berenang tidak berpengaruh pada saat kita hanyut di jeram. Kita baru akan bisa menepi pada saat arus sudah tenang atau bila diselamatkan oleh rekan dengan menggunakan tali lempar (throw bag). Karenanya, kita juga harus mengetahui bagaimana cara menyelamatkan korban yang hanyut serta memberikan pertolongan pertama apabila rekan mendapatkan cedera. Setelah lebih kurang 2 jam pengarungan dengan jeram yang terus menerus menghajar dan menguras tenaga, anda akan memasuki jeram terakhir yaitu jeram Goodbye. Dinamakan Goodbye, karena setelah ini anda akan memasuki finish. Setelah finish, arus sungai sudah berubah menjadi tenang sehingga tidak bisa lagi untuk berarung jeram.
Namun seperti namanya, jeram ini benar-benar melengkapi kepuasan anda berarung jeram di Batang Tarusan. Siraman air dijamin akan membuat anda basah kuyup dan tenaga terakhir harus dikeluarkan semaksimal mungkin agar perahu tidak terbalik. Batu besar yang menghadang membuat anda harus bermanuver ke kanan agar tidak menabrak batu ini. Terlambat sedetik saja, perahu akan menabrak dan terbalik atau tersangkut (wrap) dan sulit untuk dilepaskan. Biasanya, para penggiat arung jeram memilih untuk berkemah di finish atau di beberapa lokasi di tepian sungai yang bisa dijadikan camping ground. Dengan bermalam, anda akan dapat mengulangi kegiatan ini berkali-kali sampai bosan. Namun sebenarnya tidak ada kata-kata bosan dalam berarung jeram.
Karena ketika anda mengarungi sungai yang sama, pada setiap pengarungan selalu terjadi variasi tantangan dan pengalaman baru. Di samping itu, bagi yang memiliki hobi memancing, dapat menyalurkan hobinya di sela-sela waktu istirahat pengarungan karena terdapat beberapa lubuk yang biasa dijadikan tempat memancing oleh masyarakat setempat. Jadi sangatlah layak kalau Batang Tarusan dijadikan tujuan wisata anda selanjutnya. Jika anda termasuk orang yang sibuk, waktu akhir pekan dapat dimanfaatkan untuk sedikit menyegarkan otak anda setelah seminggu penuh disibukkan dengan rutinitas. Takut merasa terisolir? jangan khawatir, saat ini sinyal telpon genggam (handphone) bisa ditangkap dengan jelas dan bersih di daerah ini.
Kalau saja pemerintah daerah mau mengembangkan potensi wisata arung jeram di daerah ini, maka Batang Tarusan dapat menjadi salah satu objek wisata alternatif di Sumatera Barat. Penduduk setempat, khususnya yang berada di sepanjang aliran Batang Tarusan tentunya dapat memanfaatkan kedatangan wisatawan. Untuk membantu perekonomian misalnya saja dengan menjual suvenir khas daerah berupa kerajinan tangan yang banyak terdapat di sini. Kita tunggu saja tindakan pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi Batang Tarusan. (Ahmad Medapri H, Kepala Badiklat Mapala Unand)
copy by mapalaunand.com
Comments