Malam Minggu kali ini kami,Budi,Reno,Pak Beye,Uncu Pil pergi memancing ke Pulau Aur.Karena menurut Budi disana banyak terdapat ikan barakuda (baracuang,kata orang Painan).
Senja yang cerah kami berangkat menuju pulau aur.
Sesampai Di pulau Aur Pak Beye sang Kapten langsung mengarahkan kapal ke sebelah barat pulau menurut dia sana ada karang yang banyak ikannya.
Sekitar jam dua belas malam tiba-tiba cuaca berubah,angin yang tadinya tenang sekarang mulai berembus.
"angkat sauh nya No"kata Pak Beye kepada Reno.
Reno yang duduk paling depan segera mengangakat sauh kapal.
"Cepat sedikit,badai akan datang"tambah Pak Beye lagi.
Dengan cekatan pak Beye menghidupkan mesin kapal dan segera mengarahkan kapal ke pulau aur.
Belum sampai kami di pulau aur badai yang disertai hujan lebat telah menimpah kami.
"Pompa air Bud"teriak pak Beye kepada Budi.
Dengan perjuangan yang berat akhirnya kami sampai juga di pulau aur,dalam keadaan basah kuyub.
Begitu kapal merapat Uncu Pil,segera mencari ranting-ranting kering,untuk membuat unggun.
Sekitar setengah jam kami berdiang mengelilingi api unggun dari arah pantai nampak ada pula kapal yang merapat.
Enam orang turun dari kapal tersebut,setelah dekat.
"Baa Ra dibae badai?"tanya Reno kepada Tura yang baru datang.
"Iyo Bang untung lai indak tabaliak"kato tura dengan mengigil kedinginan.
Kawan kami bertambah lagi,kawan yang kedinginan di terpa badai.
"oh iyo Ra,rancak kita masak air,boleh kita minum jahe instan untuk menghangatkan badan"tiba -tiba Wempi kawan Tura angkat bicara.
"Onde sajak tadi lah,iko den ala ampiang mati kadinginan baru basumbuahkan."kato uncu Pil nan ala manggaretek."capek lah saketek"sambung uncu Pil lagi sambil memperbesar api unggun. Setelah air mendidih,reno,Budi,Tura dan Uncu Pil membuat jahe instan,tidak sabaran menunggu air jahenya dinggin mereka meniup-niupnya dan mereguk sedikit demi sedikit.
"Onde iko iyo sero bana rasonya Jahe instan Adil ko,hilang manggigia den" kato Uncu Pil yang telah menghabiskan secangkir Jahe Instan Adil.
"Di maa balinyo ko Tura?" tanya Uncu Pil kepada Tura yang membawa Jahe Instan Adil.
"Kalau uncu ka mambali ? klik sajo disiko" Kato tura sambil menghabiskan minumannya.
Walau angin berembus kencang kami tidak merasakan kedinginan lagi.
"Bisuak ka pai mamanciang jaan lupo ndak Jahe instannyo,bulia kito indak mangigia lai"kato Uncu Pil mengingatkan.
Senja yang cerah kami berangkat menuju pulau aur.
Sesampai Di pulau Aur Pak Beye sang Kapten langsung mengarahkan kapal ke sebelah barat pulau menurut dia sana ada karang yang banyak ikannya.
Sekitar jam dua belas malam tiba-tiba cuaca berubah,angin yang tadinya tenang sekarang mulai berembus.
"angkat sauh nya No"kata Pak Beye kepada Reno.
Reno yang duduk paling depan segera mengangakat sauh kapal.
"Cepat sedikit,badai akan datang"tambah Pak Beye lagi.
Dengan cekatan pak Beye menghidupkan mesin kapal dan segera mengarahkan kapal ke pulau aur.
Belum sampai kami di pulau aur badai yang disertai hujan lebat telah menimpah kami.
"Pompa air Bud"teriak pak Beye kepada Budi.
Dengan perjuangan yang berat akhirnya kami sampai juga di pulau aur,dalam keadaan basah kuyub.
Begitu kapal merapat Uncu Pil,segera mencari ranting-ranting kering,untuk membuat unggun.
Sekitar setengah jam kami berdiang mengelilingi api unggun dari arah pantai nampak ada pula kapal yang merapat.
Enam orang turun dari kapal tersebut,setelah dekat.
"Baa Ra dibae badai?"tanya Reno kepada Tura yang baru datang.
"Iyo Bang untung lai indak tabaliak"kato tura dengan mengigil kedinginan.
Kawan kami bertambah lagi,kawan yang kedinginan di terpa badai.
"oh iyo Ra,rancak kita masak air,boleh kita minum jahe instan untuk menghangatkan badan"tiba -tiba Wempi kawan Tura angkat bicara.
"Onde sajak tadi lah,iko den ala ampiang mati kadinginan baru basumbuahkan."kato uncu Pil nan ala manggaretek."capek lah saketek"sambung uncu Pil lagi sambil memperbesar api unggun. Setelah air mendidih,reno,Budi,Tura dan Uncu Pil membuat jahe instan,tidak sabaran menunggu air jahenya dinggin mereka meniup-niupnya dan mereguk sedikit demi sedikit.
"Onde iko iyo sero bana rasonya Jahe instan Adil ko,hilang manggigia den" kato Uncu Pil yang telah menghabiskan secangkir Jahe Instan Adil.
"Di maa balinyo ko Tura?" tanya Uncu Pil kepada Tura yang membawa Jahe Instan Adil.
"Kalau uncu ka mambali ? klik sajo disiko" Kato tura sambil menghabiskan minumannya.
Walau angin berembus kencang kami tidak merasakan kedinginan lagi.
"Bisuak ka pai mamanciang jaan lupo ndak Jahe instannyo,bulia kito indak mangigia lai"kato Uncu Pil mengingatkan.
Comments