Kalau Mapaddegat, Kecamatan Sipora Utara dikenal sebagai tempat yang paling asyik untuk menyaksikan matahari terbenam (sunset) maka Labuhan Bajou, Kecamatan Siberut Barat, bisa disebut tempat yang paling pas untuk menyaksikan matahari terbit (sunri
Dari data wisata Mentawai dikatakan dusun kecil di pesisir pantai ini mempunyai terumbu karang yang indah sebagai pemandangan dasar laut, mempunyai hutan campuran yang masih perawan, hutan bakau yang asri membuat mata indah memandang. Liukan ikan-ikan hias yang mungil dan berwarna indah seakan bermain kucing-kucingan atau bermain peta umpet di balik sela batu.
Dengan hutan campuran dan hutan bakau membuat tempat ini seakan rumah indah dan nyaman bagi flora dan fauna. Semua keindahan dan keunikan ini akan kita temui dan nikmati di Dusun Lobajau, sebuah dusun mungil di Kecamatan Siberut Barat.
Dusun Lobajau adalah sebuah dusun secara administratif masuk dalam wilayah Kecamatan Siberut Barat, dengan Desa Sigapokna sebagai tempat bernaung dalam tatanan struktur pemerintahan terendah.
Bila kita dari pelabuhan Pokai Kecamatan Siberut Utara menuju Siberut Barat, maka Dusun ini yang akan kita jumpai dan lewati nantinya sebelum dusun dan desa lainnya yang ada di wilayah Kecamatan Siberut Barat, khususnya desa pesisir. Lobajau ini memang berada di pesisir pantai namun ia sedikit menjorok ke dalam. Karena berada di teluk maka lautnya sedikit tenang saat laut bergejolak.
Terumbu karang yang berada di Laut Lobajau ini merupakan kawasan konservasi berdasarkan data dari Coremap Dinas Kelautan Mentawai. Dengan demikian tak ada salahnya bila dimanfaatkan dan ingin dinikmati oleh wisatawan yang ingin melihat pemandangan laut. Juga karena tutupan karangnya masih terjaga sebagai rumah ikan menjadikan nilai plus tersendiri bagi dusun tersebut.
Rata-rata masyarakat di sini sebagai pelaut, baik perempuan yang tua-muda dan juga laki-laki yang anak-anak hingga orang ubanan. Untuk kaum laki-laki ada organisasi nelayan yang dinamai ’Oscar Samudra’.
Biasanya hasil tangkapan nelayan dijual ke kapal ikan yang berkeliaran di sekitar laut Lobajau atau di laut wilayah Kecamatan Siberut Barat. Juga hasil tangkapan nelayan ini dijual kepada penampung local yang ada di dusun tersebut.
Nelayan ini pergi melaut pada umunya sudah menggunakan mesin pompong dari bantuan bergulir DKP Mentawai, sehingga dusun ini juga dijuluki sebagai dusun pompongnisasi. Kaum ibu-ibu dan anak-anak biasanya menyelam dan menombak gurita di sekitar terumbu karang yang ada di bibir pantai. Pernah mencoba gurita bakar atau goreng? Wow sedaaaap!
Selain lautnya, Lobajau ini juga mempunyai teluk yang indah dan asri karena teluk ini dikelilingi oleh hutan campuran yang masih alami. Konon kabarnya di teluk ini hidup seekor ikan besar, kabar ini santer di masyarakat setelah seorang peneliti dari Amerika melakukan penelitian di Teluk Lobajau tersebut. Tapi sayang, nama peneliti ini tidak diketahui lagi oleh masyarakat.
Lokasi ini masih banyak ditumbuhi mangrove yang perawan seakan memagari dan mengelilingi Teluk Lobajau ini. Selain itu juga, karena teluk ini berair tenang dan jernih cocok untuk dijadikan tempat jet ski. Air di teluk ini pun pada saat air pasang menjadi jernih dan asin, namun pada waktu air surut warna air berubah seperti warna air teh.
Keunikan lain yang dimiliki oleh Dusun Lobajau yang dihuni oleh 120 KK ini seakan menjadi tempat pelarian bagi nelayan atau kapal pukat harimau atau pukat cincin ketika badai mengamuk.
Ketika badai dan laut sedang mengamuk puluhan kapal akan meramaikan teluk ini karena tempatnya tenang dan cocok untuk lego jangkar. Banyak kapal yang sandar kendati tidak mempunyai pelabuhan seperti pelabuhan lainnya, oleh masyarakat setempat hal ini menjadi suatu berkah. Warung kopi akan ramai disantroni ABK kapal karena selama badai mereka hanya bergelut di atas meja sambil memainkan kartu remi.
Juga pada waktu ini akan banyak oknum-oknum preman setempat mengutip bayaran keamanan dengan mengatasnamakan masyarakat, pemerintah setempat dan juga organisasi. Tapi apa boleh buat, demi keselamatan atau istilah ABS (Asal Bapak Senang) kutipan yang diminta pun dipenuhi.
Pada umumnya kapal yang sandar tersebut berasal dari Nias, Sibolga, dan juga kapal yang berbendera asing. Ada kalanya juga, karena bayaran yang diminta ini membuat nahkoda dan ABK kapal nekat menabrak nelayan lokal yang mereka tenui saat mancing. Yang tak kalah ironis bom yang dirakitpun dilempar disamping sampan mungil nelayan, seolah-olah mereka sekumpulan ikan saja.
Begitulah lain yang berbuat lain pula yang kena getahnya.
Dinas Kelautan Mentawai pada tahun ini berencana mendirikan pos jaga perairan untuk memantau aktivitas nelayan dan kapal yang menggunakan jarring trawl, bom, potassium, karena semua alat ini dapat merusak ekosistem yang ada di laut.
Dari Lobajau Jadi Labuhan Bajau
Masyarakat Mentawai secara umum dan warga dusun Lobajau khususnya sudah dari dulu sejak terbentuk memberi nama dusun ini Lobajau, namun sepuluh tahun terakhir ini banyaknya kapal yang sandar dan juga masyarakat dari luar membuat nama Lobajau kalah tenar dibanding Labuhan Bajau.
Ada yang mengatakan kenapa Lobajau berubah menjadi Labuhan Bajau, karena Lobajau ini menjadi pelabuhan bagi kapal-kapal yang beroperasi di bagian pantai barat. Dan pelabuhan tanpa dermaga atau tambatan perahu ini terletak di dusun Lobajau.
Yang lain dari beberapa daerah lainnya di Mentawai di Dusun Lobajau ini ialah pemandangan atau menikmati Matahari muncul dari peraduannya. Kalau pantai Mapaddegat terkenal dengan pantainya tempat untuk menikmati matahari kembali keperaduannya (sunset), maka Lobajau adalah tempat untuk menikmati matahari muncul pada pagi hari (sunrise). Anda dapat menikmati sunrise sekitar pukul 06.30 Wib dengan berdiri di tepi pantai.
Selamat menikmati ya segala keunikan yang ada di Lobajau ini. Tapi hati-hati ya, jangan – jangan nama anda juga ikut berubah ketika berkunjung di Lobajau. Misalnya….Bajauni…..atau …..Bajawi. (Bambang Sagurung/Puailiggoubat)
sumber : www.puailiggoubat.com
Comments