Telaga Pasir di Negeri Berkabut

Sinar matahari sudah di atas kepala tapi kabut tebal masih membalut telaga. Deretan hutan pinus pun disamarkannya, Titik-titik air turut membawa hawa dingin yang ramah menembus kulit. Sejuk dan segar. Begitulah atmosfir pertama yang akan Anda rasakan jika singgah ditempat ini. Telaga Pasir demikian nama tempatnya. Orang lebih akrab menyapanya Telaga Sarangan. Telaga ini berada di lereng Gunung lawu, tepatnya di daerah Sarangan, Kabupaten Magetan, Jawa timur.
Sebelum mencapai telaga ini Anda sudah disuguhkan pemandangan indah terutama di sepanjang jalur dari Magetan menuju Sarangan. Ada area pertanian dengan teras seringnya, kebun sayur, dan hutan pinus jadi menu utama. Selain itu, jalan berkelok menanjak bisa memacu adrenalin Anda untuk segera sampai di Telaga Sarangan.

Setelah sampai di wilayah Sarangan, Anda akann menemui gapura selamat datang yang sekaligus jadi tempat penarikan retribusi. Anda akan dikenai biaya masuk per orang Rp 4.000. Dengan tiket masuk itu Anda dapat menikmati wisata alam kawasan Telaga Sarangan.

Anda bisa mengelilingi telaga ini untuk menikmati keindahannya lebih dekat. Hanya dengan Rp 35.000 saja Anda dapat bisa menaiki speedboat bersama keluarga atau teman dekat. Dengan speedboat, Anda dapat melihat lebih dekat pulau kecil yang ada di tengah telaga.

Kalau hanya ingin bersantai atau berduaan saja, Anda dapat menyewa "bebek kayuh". Selama 1 jam berkeliling di telaga, Anda harus membayar Rp 25.000. Jika Anda enggan berkeliling menggunakan speedboat maupun "bebek kayuh", Anda dapat menyewa kuda untuk berkeliling menyusuri telaga. Tentu saja view dan pengalaman yang berbeda akan Anda dapat di sini. Biaya sewa kuda sekali keliling telaga Rp 25.000.

Setelah asyik berputar mengelilingi telaga, Anda tentu lapar dan ingin menikmati makanan yang ada di sekitar telaga. Anda bisa memilih menu sate kelinci yang ada di sekitar bibir telaga. Makanan ini menjadi santapan kuliner khas kawasan wisata Telaga Sarangan.

20 tusuk sate kelinci plus lontong lalu disiram dengan bumbu akan membuat Anda tergiur untuk segera melahapnya. Anda cukup mengeluarkan uang Rp 9.000 saja untuk menikmati satu porsinya.

Selain sate kelinci biasanya penjual juga menyediakan sate ayam. Jadi anda tinggal pilih mau yang mana. Paling enak jika Anda menyantap hidangan khas ini selagi panas sembari melihat barbagai aktivitas wisata atau memandangi keindahan hijaunya hutan pinus berbalut samar oleh kabut.

Ada pula penjual sate tersebut yang menjajakan dagangannya di tepi hutan pinus. Lokasi hutan pinus yang lebih tinggi dari telaga membuat Anda dapat melepaskan pandangan dengan bebas ke arah telaga.

Jika anda ingin menikmati sate kelinci dengan nuansa alam bebas cobalah ke sana. Tapi jangan kaget bila Anda didatangi tamu tak diundang yang sering bergelantungan. Tamu itu adalah kawanan kera yang sering minta makan pada pengunjung.

Biasanya pengunjung sering melempar kacang pada kawanan kera tersebut. Kacang jadi santapan harian kawanan kera. Maklum, makanan ringan yang merakyat itu sering jadi bekal para pengunjung. Maka talk heran jika banyak pula penjaja kacang rebus di sekitar hutan.

Dengan uang Rp 2.000 - Rp 5.000 Anda sudah membawa sekantung plastik kacang rebus. Di sini Anda dapat bermain dengan putra-putri Anda di alam bebas sambil memberi makan kera-kera yang bertingkah lucu.

Di sekitar kawasan telaga banyak sekali pedagang sate. Salah satunya Kasmir (52 tahun). Penjual sate kelinci sekaligus petani ini mengaku dagangannya laris jika hari libur atau Sabtu-Minggu.

Kasmir yang mulai berdagang sate di Telaga Pasir sejak tahun 1973 itu menjelaskan bahwa setiap libur sekolah, lebaran, maupun tahun baru kawasan ini dipenuhi pengunjung. Menurut Kasmir pada setiap perayaan pergantian tahun pasti ada event yang digelar di tempat ini, sepeti pentas musik ataupun panggung hiburan.

Jam menunjukkan pukul 1 siang, tapi kabut tebal masih membalut kawasan Telaga Pasir. Titik-titik air itupun membawa hawa dingin yang sesekali menembus kulit. Beginilah kondisi kawasan Telaga Pasir jika musim penghujan datang. Kabut biasa menutupi gagahnya bukit di lereng Lawu.

Tak jarang pula kabut menyamarkan hijaunya hutan pinus di kawasan Telaga Pasir dari pandangan mata. Anda bisa merasa seperti di bawa ke negeri dongeng yang dikelilingi kabut.

Kalau Anda belum lelah, cobalah menikmati Wana Wisata Air Terjun Tirtosari. Pintu masuknya berada di sekitar telaga. Hanya dengan membayar retribusi Rp 3.500,- Anda akan disuguhi indahnya area perkebunan sayuran dan menyusuri jalan setapak melewati perkampungan. Bila beruntung, Anda juga akan bertemu dengan para petani yang sedang memanen sayuran di areal pertanian mereka.

Setelah lewati perkampungan, Anda akan lewati jalan setapak yang cukup terjal. Track yang naik turun jadi tantangan tersendiri. Bagi Anda yang suka tantangan dan berpetualang di alam bebas, di sinilah tempat yang tepat. Batu kali yang teraliri air di jalan setapak buat jalur menuju air terjun cukup licin.

Jika anda mengajak putra-putri kecil, siap-siap saja buah hati kesayangan Anda minta digendong karena kelelahan. Soalnya, untuk mencapai air terjun Tirtosari butuh waktu kurang lebih 30 menit dari Telaga Sarangan. Jangan lupa pula Anda siapkan baju hangat atau jaket tebal untuk menjaga suhu tubuh di lokasi air terjun.

Tentu saja hawa yang lebih dingin dari pada di telaga akan Anda rasakan. Tapi jangan khawatir, di atas sana Anda tetap bisa menikmati sate kelinci ditemani secangkir kopi, teh atau jahe panas.

Tak lupa, bawa juga handycam atau kamera saku Anda untuk mengabadikan moment ini bersama keluarga. Banyak pula obyek alam menarik yang patut dibidik dengan alat perekam visual. Balutan hijau tebing lereng Lawu yang mengelilingi lokasi air terjun menjadi pandangan akhir Anda.

Setelah hari mulai senja, dan Anda masih ingin menikmati wisata alam kawasan Telaga Pasir, Anda dapat menginap di penginapan atau hotel sekitar telaga. Dengan harga mulai dari Rp 75.000 per hari pada hari biasa. Keesokan harinya Anda dapat melanjutkan aktivitas wisata di sana. Bila hendak pulang, tak ada salahnya jika Anda melirik handycraft atau souvenir yang dijual di sekitar telaga untuk oleh-oleh.

Penulis : dhamar M. Prasetyo
Sumber: Majalah Travel Club

Comments