Pompei, Italia; Kota Tujuan Wisata Bangsa Romawi

Mendengar nama Pompei mungkin Anda akan mengaitkannya dengan peristiwa meletusnya Gunung Vesuvius berabad-abad silam. Pompei memang sebuah kota tua di selatan Italia yang dulu pernah menjadi kebanggaan orang-orang Romawi karena pemandangan alamnya yang indah serta tanahnya yang subur. Apalagi, secara geografis Pompei cukup dekat dengan Napoli dan Kepulauan Capri, dua kota di pinggir pantai yang selalu diselimuti sinar matahari dan udara yang hangat sepanjang tahun.

Keindahan kota itu didukung pula oleh keberadaan Gunung Vesuvius yang menjulang setinggi 1.281 meter di atas permukaan laut. Wisatawan lokal yang datang dari berbagai penjuru kota di Italia juga tak kalah banyak, karena pada musim panas mereka lebih memilih berlibur ke pantai. Dengan temperatur udara yang mencapai 40 derajat Celsius saat itu, orang-orang berbondong-bondong ingin berendam di laut atau menghitamkan kulit di bawah terik sinar matahari.

Sebelum terkubur selama ribuan tahun akibat ledakan Gunung Vesuvius, Pompei merupakan kota tujuan wisata yang digemari para bangsawan dan konglomerat Romawi, terutama pada setiap musim panas. Pompei juga pernah menjadi kota pelabuhan yang aman bagi para pelaut Yunani dan Tunisia. Peradaban campuran antara kebudayaan bangsa Etruska dan unsur-unsur kebudayaan bangsa Yunani membuat kota itu berkembang pesat, terlebih setelah kota itu menjadi daerah koloni bangsa Romawi pada tahun 80 SM.

Pada masa pemerintahan Kaisar Oktavianus Augustus (27 SM-14 Masehi), Pompei mengalami pembangunan infrastruktural besar-besaran. Berbagai bangunan megah dibangun seperti amfiteater, pallaestra (stadion tempat dilakukannya berbagai jenis aktivitas olahraga) dengan sebuah kolam renang yang luas, waduk yang mengalirkan air ke lebih dari 25 kolam air mancur, sedikitnya empat buah tempat pemandian umum, gedung perkantoran, dan rumah-rumah pribadi.

Selain bangunan-bangunan megah itu, kota ini juga memiliki rumah bordil, kedai minuman, dan kelab malam tempat para penduduk melewatkan waktunya untuk bersenang-senang dan melakukan transaksi pelacuran. Bahkan konon, tiruan alat kelamin dalam ukuran aslinya digantung di depan rumah-rumah bordil tersebut.

Pompei pada zaman itu memang terkenal dengan kebebasan para penduduknya dalam hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan seksual. Karena itu, ketika Gunung Vesuvius meletus, banyak orang yang sedang melakukan hubungan badan terperangkap di dalam kota dan mati seketika. Selama ribuan tahun, mayat-mayat itu terkubur material letusan Gunung Vesuvius dan membatu.

Sebenarnya, penduduk Pompei sudah terbiasa dengan gempa bumi -- dalam skala yang lebih kecil yang sering melanda wilayah Campania yakni wilayah bagian selatan Italia yang mencakup Napoli dan sekitarnya, termasuk kota Pompei. Namun, pernah juga tercatat gempa bumi hebat berkekuatan 7,5 Richter pada 5 Februari tahun 62 Masehi. Gempat ini mengakibatkan kerusakan cukup parah pada jalan raya, kuil, jembatan, dan rumah-rumah penduduk.

Setelah Gunung Vesuvius meletus pada tanggal 24 Agustus tahun 79 Masehi, kota Pompei terkubur asap dan debu vulkanis selama 1700 tahun, dan baru ditemukan lagi secara tidak sengaja pada tahun 1748 Masehi. Padahal saat peristiwa gunung meletus itu terjadi, kota Pompei belum sepenuhnya diperbaiki akibat gempa. Akibat letusan gunung itu, 20 ribu penduduk yang ada di kota itu tewas seketika.

Eksplorasi terhadap kota ini mulai dilakukan atas perintah Raja Napoli Charles III dari Bourbon. Hingga kini, wilayah yang telah berhasil digali adalah seluas 66 hektar. Pompei kini menjadi salah satu situs warisan sejarah dunia yang dirawat oleh UNESCO. Dan yang membuat anda akan merrasab takjub adalah, setelah terkubur selama ribuan tahun lamanya, berbagai bangunan dan barang peninggalan yang terpendam di dalamnya masih utuh.

Termasuk para penduduknya yang tewas dan membatu karena tersiram debu, lahar, dan hawa panas. Buktinya, kita (termasuk saya) saat ini dapat melihat fakta bahwa di kawasan itu pernah terdapat sebuah kota yang didiami oleh bangsa Romawi dengan istana, rumah-rumah dan kuil-kuil yang masih terpelihara dengan baik.

Konon, hal itu disebabkan debu dan bebatuan yang terlempar dari kawah Gunung Vesuvius dan mengubur rapat-rapat kota Pompei menyebabkan tidak adanya udara yang masuk sehingga tidak ada pula kelembaban yang dapat mengakibatkan proses pembusukan. Bagaimanapun, setelah situs ini ditemukan dan keberadaannya diumumkan kepada khalayak umum, telah terjadi peristiwa erosi, penggalian, rekonstruksi, dan vandalisme. Selain itu, udara yang masuk serta perubahan iklim telah membuat beberapa bagian dari kota tua itu menjadi rusak.

Hingga saat ini , masih ada aktivitas penggalian dan penelitian terhadap zat-zat mineral yang tersisa dari bebatuan atau tanah bekas endapan oleh para arkeolog yang dibantu mahasiswa lokal. Alasannya karena belum seluruh bagian kota tua Pompei tersingkap, dan masih banyak pertanyaan sejarah yang belum terjawab. (rn)

sumber : perempuan.com

Comments