Mekah, Arab Saudi; Beribadah Sambil Berwisata

Ketika menunaikan haji, selain beribadah seseorang bisa melewatkan waktu untuk mengunjungi tempat-tempat menarik di Makkah dan Madinah. Apalagi kedua wilayah tersebut memiliki banyak objek menarik untuk dikunjungi. Ada bangunan ibadah seperti Masjid Tan'im, Ji'ronah, Hudaibiyah, Qiblatain, atau Quba. Ada juga kawasan bersejarah, misalnya Gua Hira, Jabal Rakhma, atau Jabal Nur. Tak cuma itu, kawasan atau bangunan umum pun banyak yang memesona untuk didatangi seperti peternakan unta, kebun kurma, medan magnet, Museum Alquran, atau tempat pengolahan kurma.

Benar memang, panorama di kawasan medan magnit tersebut merupakan objek alam yang sangat menarik. Langit tampak biru, indah dan jernih karena hampir-hampir tanpa awan. Warna biru langit itu terlihat harmonis dan serasi berpadu dengan warna cokelat kemerah-merahan padang pasir dan bukit batu. Pada beberapa tempat terdapat tanaman khas padang pasir yang penuh dengan duri tajam. Walhasil, banyak jemaah haji dari berbagai negara datang ke sana dengan bus.

Di tempat tertentu di sekitar pusat magnet itu, biasanya para sopir pengantar jemaah akan memeragakan efek medan magnet.Mereka mematikan mesin bus. Tapi apa yang terjadi? Kendaraan itu bus tetap berjalan karena pengaruh tarikan medan magnit. Yang menakjubkan, bus bisa bergerak pada jalan yang menanjak. Baru setelah itu, bus diparkir di suatu tempat yang lapang dan para penumpangnya turun untuk menikmati keindahan panorama alam sekitar dengan leluasa.

Banyaknya pengunjung di tempat itu adalah peluang bisnis bagi pengusaha setempat. Mereka menyewakan ”buggy”, yaitu sebuah mobil kecil yang hanya dapat dikendarai satu orang dewasa saja. Dengan kendaraan mungil itu pengunjung bisa menjelajahi padang pasir di area tersebut. Selain itu, tersedia tenda berkapasitas lima orang untuk pengunjung yang ingin berkemah.

Sampah tentu jadi persoalan di suatu tempat yang banyak didatangi orang. Tapi jangan membayangkan area tersebut penuh serakan sampah di mana-mana. Pasalnya, selalu ada petugas kebersihan yang membawa kantong plastik dan alat penjepit. Dalam seragam serbahijau, mereka sigap memunguti sampah-sampah yang ditinggalkan pengunjung.Umumnya para pekerja kebersihan itu tersebut berasal dari Pakistan dan Bangladesh.

Tempat menarik lain yang pantas didatangi adalah peternakan unta, misalnya yang ada di sekitar Makkah. Pasalnya, kunjungan ke tempat seperti itu bisa merupakan sensasi tersendiri. Peternakan umumnya berada di tempat terbuka. Tidak ada bangunan beratap pada lingkungan di sekitarnya. Sejauh mata memandang hanya hamparan padang pasir berlatar belakang pebukitan batu. Para pekerja pada peternakan unta hampir semuanya berkulit hitam. Mungkin saja itu karena mereka bekerja di bawah terik matahari selama waktu yang lama.

Apa makanan unta-unta itu? Mereka makan rumput kering. Karena hampir-hampir tak ada tanaman di padang pasir yang dapat dikonsumsi unta, maka rumput kering diimpor dari negara tetangga. Adapun minumannya didatangkan dengan menggunakan mobil tangki dari hasil penyulingan air laut.

Setelah mengunjungi peternakan unta, menarik pula mendatangi tempat pemotongan hewan kurban. Yang pasti, pada saat Idul Adha dan musim haji, frekuensi pemotongan hewan kurban sangat tinggi. Di sana kita bisa melihat bagaimana sigapnya para ”jagal” yang berseragam serbamerah dari pakaian, sabuk hingga surban. Sesuai dengan hukum Islam maka penyembelihan hewan dilakukan secara manual.

Nah, satu lokasi lagi yang layak didatangi sebagai penambah wawasan mengenai khazanah kebudayaan masyarakat setempat adalah tempat pengolahan kurma. Apalagi, kurma merupakan penganan yang terbilang ”wajib”, paling tidak sebagai oleh-oleh bagi siapa saja yang menunaikan ibadah haji. Jadi, selain menikmati daging buahnya yang manis lezat, kita juga bisa mengetahui bagaimana proses pengolahannya.

Yang jelas, sistem pengolahan kurma banyak mengalami perkembangan seiring kemajuan peranti teknologi. Kurma selain dikeringkan, juga diolah dengan campuran cokelat, madu, buah almond, kenari , dan sebagainya. Walhasil, produknya jadi memiliki komposisi dan cita rasa yang bervariasi. Kunjungan ke pusat industri korma tentu merupakan kesempatan baik untuk membeli oleh-oleh untuk kerabat dan teman. Tidak membeli pun tak masalah, dan pengunjung tetap bisa mencicipi beberapa butir kurma. Sesuai kebiasaan di Arab Saudi, pengunjung bebas mencicipi kurma dan hasil olahannya.

Jadi, kalau seseorang berkeliling dari satu meja ke meja lainnya, dan mencicipi hingga 20 macam produk korma, tentu saja dia merasa kenyang tanpa perlu mengeluarkan satu real sekalipun. Kebebasan untuk mencicipi secara gratis berlaku pula di toko-toko atau di supermarket swalayan modern Bin Dawood yang terletak persis di samping Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Perlu diketahui, kurma yang paling diminati jemaah haji Indonesia biasanya jenis kurma Ajwa atau yang disebut juga Kurma Nabi karena merupakan kesukaan Rasulullah saw. Banyak yang percaya kurma jenis itu mengandung berbagai khasiat. tapi yang jelas, harganya lebih mahal ketimbang jenis-jenis lain. Nah, apabila ketika di Makkah atau Madinah, belum sempat membeli kurma, kita masih dapat memborong berbagai jenis kurma di Balad, pusat perbelanjaan terkenal di kota Jeddah sebelum bertolak ke tanah air.

sumber : perempuan.com

Comments