"Kerajinan adalah aset budaya sekaligus juga aset pariwisata," demikian ditegaskan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, saat membuka peluncuran produk-produk para perajin nusantara untuk ditempatkan di mini souvenir shop hotel-hotel sebagai jalur pemasaran berbagai souvenir khas Indonesia, beberapa waktu lalu.
Sebuah pernyataan yang menggambarkan betapa produk kerajinan mempunyai peran yang tidak sedikit dalam upaya mendongkrak kunjungan wisatawan. Maka tidaklah berlebihan jika upaya untuk memajang produk-produk kerajinan di mini souvenir shop hotel-hotel, mendapat pujian dari sejumlah kalangan.
Mereka menilai, langkah ini sebagai langkah jitu mengingat produk-produk kerajinan khas daerah-daerah di Indonesia sudah mendapat tempat di hati para wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Sebagai sebuah souvenir atau cenderamata, produk-produk kerajinan memang tidak bisa dilepaskan dengan dinamika kehidupan pariwisata. Dengan kata lain, di mana ada tempat wisata, di situ dapat dijumpai aneka cenderamata. Umumnya, produk-produk cenderamata diperdagangkan di situ adalah cenderamata khas daerah di mana objek wisata tersebut berada.
Belakangan, pertumbuhan bisnis cenderamata ini pun lumayan subur karena didukung oleh kecenderungan wisatawan untuk membawa oleh-oleh sebagai kenangan-kenangan kalau dirinya pemah mengunjungi daerah tertentu. Di sisi lain, fenomena ini dengan sendirinya akan mendongkrak perekonomian para perajin karena produk-produk mereka dibeli para wisatawan.
Dalam skala yang lehih besar, produk cenderamata juga turut memberikan sumbangsih bagi perekonomian nasional. Tapi lebih dari itu, sebagai sebuah karya seni yang tercipta dari tangan-tangan terampil, kerajinan juga merupakan simbol dan identitas budaya yang tak ternilai harganya.
Bagi banyak orang, emas adalah perhiasan yang paling lazim dikenakan. Karena itu emas pun sangat populer di kalangan masyarakat. Berbagai jenis perhiasan dari emas seperti kalung, gelang, cincin dan anting, tidak lagi menjadi sesuatu yang istimewa.
Namun ada jenis perhiasan dari emas yang cukup unik dan menarik, yakni sebuah bros dengan karakter dan sentuhan khas Bali. Dengan sentuhan imajinatif dari seorang perajin bernama I Nyoman Djabud, unsur etnik Bali memang sangat ditonjolkan dalam perhiasan emas bertahta batu mulia berwarna warni ini.
Melalui karya-karya nernuansa etnik Bali inilah, I Nyoman Djabud berhasil meraih penghargaan Upakarti.
Sumber: Majalah Travel Club
Sebuah pernyataan yang menggambarkan betapa produk kerajinan mempunyai peran yang tidak sedikit dalam upaya mendongkrak kunjungan wisatawan. Maka tidaklah berlebihan jika upaya untuk memajang produk-produk kerajinan di mini souvenir shop hotel-hotel, mendapat pujian dari sejumlah kalangan.
Mereka menilai, langkah ini sebagai langkah jitu mengingat produk-produk kerajinan khas daerah-daerah di Indonesia sudah mendapat tempat di hati para wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Sebagai sebuah souvenir atau cenderamata, produk-produk kerajinan memang tidak bisa dilepaskan dengan dinamika kehidupan pariwisata. Dengan kata lain, di mana ada tempat wisata, di situ dapat dijumpai aneka cenderamata. Umumnya, produk-produk cenderamata diperdagangkan di situ adalah cenderamata khas daerah di mana objek wisata tersebut berada.
Belakangan, pertumbuhan bisnis cenderamata ini pun lumayan subur karena didukung oleh kecenderungan wisatawan untuk membawa oleh-oleh sebagai kenangan-kenangan kalau dirinya pemah mengunjungi daerah tertentu. Di sisi lain, fenomena ini dengan sendirinya akan mendongkrak perekonomian para perajin karena produk-produk mereka dibeli para wisatawan.
Dalam skala yang lehih besar, produk cenderamata juga turut memberikan sumbangsih bagi perekonomian nasional. Tapi lebih dari itu, sebagai sebuah karya seni yang tercipta dari tangan-tangan terampil, kerajinan juga merupakan simbol dan identitas budaya yang tak ternilai harganya.
Bagi banyak orang, emas adalah perhiasan yang paling lazim dikenakan. Karena itu emas pun sangat populer di kalangan masyarakat. Berbagai jenis perhiasan dari emas seperti kalung, gelang, cincin dan anting, tidak lagi menjadi sesuatu yang istimewa.
Namun ada jenis perhiasan dari emas yang cukup unik dan menarik, yakni sebuah bros dengan karakter dan sentuhan khas Bali. Dengan sentuhan imajinatif dari seorang perajin bernama I Nyoman Djabud, unsur etnik Bali memang sangat ditonjolkan dalam perhiasan emas bertahta batu mulia berwarna warni ini.
Melalui karya-karya nernuansa etnik Bali inilah, I Nyoman Djabud berhasil meraih penghargaan Upakarti.
Sumber: Majalah Travel Club
Comments