
Istana ini dibangun tahun 1888. Waw, sudah 100 tahun lebih. Waktu kami datang, banyak turis dari negara tetangga, Malaysia. Warna kuning banyak bertebaran di istana yang pernah jadi pusat pemerintahan Kesultanan Deli ini. Secara, kuning itu memang warna khas Melayu.
Kalau dilihat-lihat, berasa banget pengaruh Eropanya. Lampu-lampu kristal dan perabotan istana seperti kursi, meja, dan lemari mungkin karena sang arsitek istana ini asalnya dari Italia yah. Selain perabotan, sebagian material bangunan memang didatangkan dari Eropa, seperti misalnya ubin marmer. Waduh, jauh banget yah.

Konon kabarnya Kesultanan Deli ini dulunya memang berlimpah dengan kemewahan. Mungkin itu juga kenapa kuning menjadi warna khasnya. Secara, kuning itu dekat dengan warna emas. Iya kan ?!
Inisiatif membangun istana yang terus jadi pusat pemerintahan Kesultanan Deli adalah Sultan Deli ke-9, yaitu Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Ya, keturunan Sultan Deli memang masih ada dan sekarang gelar sultan dipegang seorang bocah. Tengku Mahmud Arya Lamanjidi, yang juga putra sulung almarhum Letkol. Inf. Tito Otteman Mahmud Perkasa Alam.

Wah tragis juga yah. Sang sultan cilik ini sendiri, lebih banyak tinggal di Sulawesi Selatan, ikut sang ibunda yang asli orang Makassar.
Sementara Istana Maimun selain dibuka untuk tempat wisata, sebagian ditempati kerabat kesultanan. Nah, kalau datang ke Medan, coba deh lihat-lihat kesini. Jangan sampai negeri tetangga sebelah, yang justru lebih banyak tahu.
Sumber: Indosiar.com
Comments