Gunung Batur, Bali; Nuansa Lain Wisata Pegunungan

Kaldera gunung api batur berlokasi di wilayah kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangil, Provinsi Bali berada pada ketinggian 1000 mdpl hingga 2172 mdpl memiliki udara yang sejuk dengan temperatur udara rata-rata antara 15°– 21° C. secara geografis kawasan gunung api ini terletak pada posisi 8° 11' – 8° 18' LS dan 115° 18' – 115° 27' BT.

Bentangan alam atau morfologi gunung api Batur yang dapat ditonjolkan sebagai obyek wisata adalah kawah, kaldera dan danau, gunung api Batur terdiri dari tiga krucut gunung api dengan masing-masing kawahnya, Batur I, Batur II dan Batur III.

Ketiga krucut gunung api yang berderet berarah ketimur laut – baratdaya ini tumbuh didalam kaldera Batur. Terdapat pula beberapa kawah kerucut sinder yang dihasilkan melalui letusan freatik dan atau freatomagmatik sebagai interaksi magma atau uap magma dengan air bawah permukaan. Di Gunung Api Batur, kerucut sinder tersebar diseluruh lereng dan kaki tubuh gunung api.

Gunung Api Batur memiliki dua kaldera, yaitu kaldera luar dan kaldera dalam.pematang kaldera luar berbentuk bulat lonjong ke arah baratlaut – tenggara dengan dimensi 13,8 km x 10 km. sementara itu kaldera dalam hampir menyerupai lingkaran dengan diameter 7 km. Pada bagian tenggara kaldera dalam terbentuk danau Batur yang berbentuk bulan sabit dengan ukuran panjang antara 5 km – 7 km lebar maksimum 2,5 km.

Gejala aktifitas Gunung Api Batur yang terkaitkan dengan keadaan magma di bawah permukaan gunung api letusan gunung api, solfatara, furmalora, mataair, dan kegempaan.

Strombolian yang terjadi secara acak baik pada kawah utama Batur I, Batur II, Batur III. Solfatara merupakan hembusan belerang. Pada umumnya disekitar solfatara terdapat endapan belerang berwarna kuning, berasa asam, dan bau yang sangat menyengat. Di gunung api Batur, hembusan solfatara dan fumalora dapat dijumpai pada kawah I, II dan III Batur.

Di Gunung Api Batur mata air panas terdapat di desa Toyobungkah yang muncul dari celah-celah batuan dipinggir danau Batur. Sehubungan adanya peningkatan volume air danau, bualan mata air panas ini tidak terlihat lagi tertutup air danau. Penduduk setempat dan wisatawan mempergunakan mata air panas ini untuk berendam menghangatkan tubuh.

Kegempaan atau seismisiti merupakan salah satu metoda penelitian dan pengamatan gunung api. Pementauan kegempaan gunung api di Gunung Api Batur dilakukan secara terus-menerus di pos pengamatan Gunung Api Batur, desa Panelokan.

Obyek wisata pendukung di kawasan Gunung Batur adalah objek wisata yang terkait dengan aspek alamiah gunug api dan sosial budaya. Kegiatan wisata alamiah yang menarik di kawasan gunung api Batur adalah wisata danau dengan menggunakan perahu bermotor. Tujuan wisata danau ini adalah desa Trunyan, pemakaman Trunyan, Pure Ulun Danu, dan mata air panas Toyobungkah. Seluruh objek tujuan wisata ini berada disekitar Danau Batur.

Wisata budaya yang terdapat di kawasan gunung api Batur adalah Trunyan, wisata budaya Trunyan menyajikan wisata budaya unik. Meskipun seluruh penduduk Trunyan beragama Hindu, seperti umumnya masyarakat Bali, mereka menyatakan bahwa Hindu Trunyan merupakan Hindu asli warisan kerajaan Majapahit. Sistim peribadatan hindu Trunyan sedikit berbeda dengan pemeluk Hindu umumnya. Salah satu contoh adalah cara pemakaman jenazah. (rn)

sumber : perempuan.com

Comments