
Dalam pandangan hidup Talang Mamak, sumber daya alam harus dikelola secara adat. Hutan tak dipandang sebagai uang, tetapi tempat bersemayamnya nenek moyang mereka, juga dewa-dewa mereka yang dapat mengatur kehidupan, sistem kepercayaan dan sistem adat.

Kegiatan budaya yang digelar dengan permainan dan seni tradisi dikalangan Suku Talang Mamak disebut Begawai. Ritual Begawai ada bermacam-macam, karena itulah ada begawai yang digunakan untuk merayakan atau menyemarakkan upacara-upacara adat perkawinan, upacara bulean (pengobatan), juga begawai untuk mengungkapkan rasa syukur atas keberuntungan. Ada pula begawai untuk mengekspresikan kesedihan atas malapetaka yang menimpa.
Bagi masyarakat Talang Mamak di Kebatinan Talang Gedabu, Kecamatan Kelayang. Jika ada warga yang meninggal dunia dan keluarga/ahli warisnya memiliki cukup banyak uang, maka warga yang meninggal tersebut akan dibangunkan makam yang disebut Makam Tiang Pusing. Makam ini terdiri dari lima tingkat, dengan Balai Pusing, Tiang Tunggal disertai hiasan tradisional.
Ketika membangun makam tersebut, bakal digelar upacara pemakaman yang disebut acara Naik Tambak Tiang Pusing. Upacara tersebut setelah 40 hari jenazah dimakamkan. Setelah bangunan (tambak) didirikan di pemakaman, di lokasi pemakaman diadakan beberapa acara seperti mengadu ayam sabung, meratap (meratapi makam), meng-asap sesajian di balai dan mengelilingi Balai Tiang Pusing dengan mantra dan sastra lisan serta bunyi-bunyian.
Jika ada warga khususnya anak-anak Talang Mamak yang sakit, misalnya kerasukan roh ataupun terjangkit wabah suatu penyakit, maka diadakan acara pengobatan Balai Terbang, yang dipimpin oleh dua orang dukun yang menari, menjunjung balai terbang guna menjinakkan dan mengusir roh jahat yang mengganggu.
Begawai juga digelar pada Bulean (acara tolak bala), Betimbang Adat (melanggar adat), membuang sumbang, mematikan tanah, mengamankan binatang buas yang mengamuk, mengangkat Kumantan yang baru, dan mengobati bermacam penyakit massal. Bagi masyarakat Talang Mamak, Bulean dipimpin seorang dukun besar yang disebut Kumantan. Ia memimpin acara bulean satu malam suntuk. Pada kesempatan itu para gadis Talang Mamak mengikuti irama musik sakral. Dari Upacara Bulean ini, lahirlah seni pertunjukan Tari Rentak Bulean.

Kegiatan tersebut tampak semarak, namun tetap terkesan sederhana. Seperti keseharian para warga Suku Talang Mamak yang hidup penuh kesederhanaan dan kesahajaan.
Talang Mamak adalah salah satu suku yang tinggal di pedalaman Kecamatan Seberida dan Pasir Penyu, tepatnya di kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau.
Obyek lain yang dapat dilihat antara lain Baju Bersyahadat dan Pedang Perantas tanda kebesaran Patih Suku Talang Mamak di Desa Talang Durian Cacar. Ada juga Makam Suku Talang Mamak yang dibuat berbentuk Nisan dari kayu dan disusun menyerupai atap. Potensi wisata budaya ini terletak di Kecamatan Seberida dan Kecamatan Kelayang.
Sumber: Majalah Travel Club
Comments