Angkor Wat di Kamboja adalah kompleks candi tua terkenal karena keanggunan dan keeksotikannya. Sudah pasti bagi para fotografer, juga pecinta peninggalan kebudayaan lama, tempat tersebut sangat ideal untuk diabadikan dalam gambar maupun untuk dinikmati kekayaan warisan kebudayaannya.
Untuk mengunjungi Angkor Wat, khususnya melalui jalan darat, paling mudah pengunjung menempuh perjalanan dari Bangkok (Thailand) menuju Siem Reap (Kamboja), kota tempat kompleks itu berada. Hanya saja, pengunjung harus benar-benar memiliki kesiapan fisik. Sebab, perkunjungan melalui jalan darat membutuhkan tenaga ekstra. Walau begitu, bagi yang suka bertualang, perjalanan darat itu begitu mengasyikkan.
Kesan itu pula yang saya tangkap ketika berkesempatan melakukan perjalanan darat menuju Angkor Wat. Saat itu, Kota Bangkok seolah-olah masih tertidur ketika rombongan turis yang berasal dari berbagai negara berkumpul di Khaosan Road. Itu sebuah jalan yang menjadi pusat agen perjalanan, jasa pelayanan dan informasi wisata di Thailand, termasuk melakukan jasa pelayanan kunjungan wisata kelas Back Packer Tourist ke negara-negara lain di sekitarnya seperti ke Kamboja, Laos, Burma, Nepal, India, Indonesia, dan lain sebagainya.
Para turis menunggu minibus yang akan membawa mereka ke Siem Reap melalui Aranyaprathet yang merupakan perbatasan antara Thailand dengan Kamboja. Sekitar jam 6.30 waktu setempat, beberapa mini bus yang penuh turis dari Kanada, Jepang, Jerman, Amerika Serikat, lnggris, dan juga Indonesia bergerak menuju Aranyaprathet. Dari Indonesia, saya dan beberapa teman sesama pelajar lndonesia (tugas belajar) yang sedang menikmati liburan semester turut serta dalam rombongan tersebut.
Sekitar jam 11.00, kami sampai di Aranyaprathet. Agen perjalanan menyiapkan administrasi yang harus dilengkapi termasuk visa bagi turis yang belum sempat mengurusnya. Untuk biaya Visa jika diurus di agen perjalanan Khaosan Road berkisar 900 Bath (Rp 225 ribu) atau lebih murah jika harus mengurus di Border.
Cukup jauh jarak dari perbatasan menuju Siem Reap. Apalagi jalan yang kami lalui rusak berat dan berdebu. Di tep jalan tampak rumah penduduk yang sangat sederhana, berdinding papan, beratap rumbia model panggung, dan berawa. Sepanjang jalan masih banyak pula dijumpai rambu-rambu bertuliskan "Hati-hati banyak ditemukan bahan peledak". Rupanya sisa peningggalan perang saudara Khmer masih banyak ditemukan. Memang perang saudara telah menghancurkan perekonomian Kamboja, sehingga masih banyak rakyatnya yang berada di garis kemiskinan.
Angkor Wat adalah salah satu dari banyak candi yang ada di kawasan Yasodharapura sebuah kawasan peninggalan sejarah di wilayah Siem Reap. Menurut catatan sejarah, kompleks candi-candi tersebut dibangun antara abad ke-6 sampai ke-13.
Untuk mengunjunginya sangat mustahil jika hanya berjalan kaki, karena jarak antara antara satu candi dengan candi lainnya cukup jauh. Selain sepeda, ada juga ojek sepeda motor dan sepeda botor becak. Untuk sepeda disewakan seharga 4 dolar AS/hari, ojek sepeda motor 7 dolar AS/hari.
Tiket masuk lokasi kompleks (Candi Angkor Wat dan beberapa candi lainnya) dibagi dalam 3 jenis: 1 hari (20 dolar), 3 hari (40 dolar), dan 1 minggu (60 dolar). Sebetulnya sangat mustahil mengunjungi kompleks dalam waktu satu hari karena begitu banyaknya obyek yang harus dikunjungi, yaitu Angkor Wat itu sendiri, juga Angkor Thom (Bayon), Ta Prohm, Banteay Srei, Elephant Terrace, Baray Barat, Baray Selatan dan masih banyak lagi candi yang semuanya berada dalam kompleks Yasodharapura atau lebih dikenal dengan kompleks Angkor Wat.
Angkor Wat melambangkan ciri keagamaan Hindu dengan menara utama yang melambangkan Gunung Meru, pusat seluruh kegiatan menurut hinduisme. Halaman dikelilingi dinding dan terusan yang berfungsi bukan saja sebagai penghadang, tetapi juga sebagai lambang Gunung Meru yang dikelilingi oleh banjaran dan lautan, sebagaimana digambarkan oleh kepercayaan Hindu. Terdapat sebuah parit dan dinding yang dilukis indah mengelilingi lima kuil utama.
Jalan masuk utama memiliki panjang setengah kilometer. Gerbang memiliki lambang jembatan pelangi yang dalam kepercayaan Hindu diartikan sebagai hubungan di antara alam gaib dengan nyata, atau antara alam dewa dengan manusia. Di sepanjang dinding bangunan pertama terdapat banyak relief yang antara lain menggambarkan Raja Suryavarman II menjadi raja, kemudian relief tentang pasukan Khmer, relief tentang surga dan negara, dan banyak lagi. Patung Dewa Wisnu dengan delapan tangan menghiasi salah satu ruangan di bangunan pertama dari Angkor Wat. (rn)
sumber : perempuan.com
Comments