Wina, Austria; The City of Code

Era perang dingin memang sudah cukup lama berakhir, tetapi konon kehadiran para agen rahasia dl kota Wina - ibukota Austria - yang dahulu menjadi 'pintu gerbang' antara pihak Barat dan pihak Timur, diyakini masih marak hingga kini. Melakukan 'penyelidikan' terhadap kebenaran issue tentang masih banyaknya agen rahasia yang melakukan tugas mata-mata di Wina janganlah dijadikan tujuan mengunjungi kota yang terkenal dengan komposer-komposer musik klasiknya ini, melainkan menjadikannya sebagai kota persinggahan sehabis menyaksikan acara carnival tahunan yang meriah di Venezia, Italia sebelum melanjutkannya ke Budapest. Ibukota Hongaria yang letaknya tepat bertetanggaan dengan Austria.

Jika Anda berkunjung ke kota yang letaknya hanya 20 km dari perbatasan Hongaria ini dengan biro perjalanan, biasanya Anda hanya akan diajak mengunjungi tempat-tempat wisata umum seperti Schonbrunn Palace, Wurstelprater, Habsburg Palace dengan Michaelerplatz-nya, ataupun pusat perbelanjaan terkenal Kohlmarkt. Selebihnya, Anda akan diberikan pengetahuan tentang hal-hal umum bahwa di kota yang dialiri oleh Sungai Danube ini terletak berbagai kantor perwakilan organisasi dunia seperti PBB, IAEA dan OPEC serta fakta bahwa beberapa nama komposer musik klasik seperti Mozart, Bach dan Beethoven pernah meniti karirnya di sini hingga namanya terkenal sampai saat ini, plus keberadaan beberapa gedung opera megah bergaya klasik yang tersebar di berbagai penjuru kota terpadat di Austria yang berpenduduk hampir 2 juta jiwa ini.

Di samping itu, jika Anda sudah pernah ke sini, pasti ada sedikit rasa kangen terhadap Viennese Java Coffee yang beraroma khas plus beberapa potong real Austrian pretzel yang cita rasanya berbeda dengan kue sejenis buatan Jerman. Kopi ini biasa disajikan di atas sebuah nampan kecil berwarna perak, dilengkapi sepotong biscuit dan segelas kecil creamer. Dengan membayar harga secangkir kopi yang berkisar antara EUR 2-7 (1 Euro ± Rp. 12.000.-), Anda bisa duduk berlama-lama di cafe tersebut. Tak heran bila di kebanyakan cafe di Wina (dan juga di kebanyakan kota lainnya di Eropa), sering dijumpai orang duduk di cafe selama berjam-jam dengan hanya membeli secangkir kopi sambil membaca koran atau buku.

Saya jadi teringat cerita tentang Franz Kolschitszky, agen rahasia Rusia yang bertugas memata-matai pihak Turki di abad ke-17, di mana dalam menjalankan tugasnya dia dibayar dengan menggunakan biji kopi, hal yang membuatnya berkeputusan untuk membuka sebuah `rumah minum kopi' di pusat kota Wina sebagai kamuflase dari aktifitas rahasianya. Rumah minumnya tersebut kelak malah menjadi cikal bakal hadirnya cafe di Austria.

Wina adalah pintu gerbang ke Timur. Kota ini memang pernah dipergunakan oleh para agen rahasia sebagai markas. Namun jika Anda bertanya tentang kebenaran issue banyaknya agen rahasia yang berkeliaran di Wina sekarang ini, mayoritas penduduk akan membenarkannya (sambil bicara pelan, seolah-olah takut ada yang mendengar).

Cobalah berjalan menuju Karntner Strasse, tempat yang dikhususkan bagi para pejalan kaki, di mana terdapat beberapa museum utama Kota Wina seperti Naturhistoriches Museum dan Kunsthistorisches Museum serta salah satu gedung opera paling populer seantero Eropa - Staatoper. Di sini, sugesti tentang para agen rahasia akan terlanjur merasuki hati. Suasana spooky terasa kuat sekali. Tempat ini seakan dipenuhi oleh kode-kode rahasia. Salah satunya... kode etik dalam berbusana.

Tepat di seberang Staatoper, terdapat sebuah hotel rujukan para petinggi dan selebriti dunia, Hotel Sacher. Di hotel yang senantiasa mengibarkan bendera dari berbagai negara di bagian depan bangunannya ini, sering terjadi perhelatan politik penting, sekaligus surga bagi perselingkuhan selebriti dan tokoh-tokoh terkenal dunia lainnya. Bahkan semasa hidupnya, diktator Jerman - Adolf Hitler - adalah salah satu pelanggan tetap hotel yang didirikan oleh Eduard Sacher pada 1876 ini.

Jika Anda berniat mengunjungi Hotel Sacher, mungkin sekedar ingin mencicipi segelas minuman di barnya sambil melihat foto-foto serta tandatangan para tokoh terkenal yang pernah berkunjung ke sana yang dipajang pada dinding bar, pastikan Anda berbusana rapi. Kalau tidak, ada kemungkinan Anda akan sakit hati sekali, ditolak masuk ke sebuah hotel hanya karena berpakaian casual - sweater plus jeans dan sepatu kets.

Tentunya Anda bisa membeli satu set pakaian haute-couture yang dijual di salah satu dari toko-toko yang ada di lantai dasar hampir setiap bangunan kuno yang berjajar di sepanjang Philharmoniker Strasse, jalan tempat Hotel Sacher berdiri. Kebanyakan toko-toko ini memang menjual barang fashion kelas atas. Jika Anda mengenakan salah satu produk yang dibeli di sana, bisa dipastikan penjaga pintu Hotel Sacher akan berubah sikap. Namun pastikan juga bahwa kantong Anda mampu membelinya, karena jangankan barang-barang fashion yang harganya mencapai ribuan Euro, melihat sebuah bros berbentuk miniatur biota berlapis emas yang dibuat secara handmade, cukup membuat mata terbelalak. EUR 990!

Pilihan pertama untuk mengisi perut sangat jelas, Rosenberger! Sebuah restoran dengan bangunan bergaya Victoria yang terletak di Maysedergasse - masih dalam kawasan Karntner Strasse - yang menyediakan sekitar 50 jenis makanan ala buffet, mulai dari makanan pembuka, makanan utama hingga makanan penutup dengan harga EUR 23 per orang.

Last but not least, ada satu kebiasaan yang bisa Anda lakukan saat traveling ke mana pun juga, yaitu 'meneliti' isi kamar hotel yang Anda tempati. Bukannya menyarankan agar Anda khawatir kalau-kalau ada lubang rahasia yang biasa dipakai oleh pihak intelijen untuk memata-matai seseorang, tapi Anda mungkin beruntung menemukan berbagai benda unik (penulis pernah menemukan satu lembar lecek uang pecahan 100 Poundsterling di balik matras tempat tidur pada sebuah hotel di Paris - red.) yang bisa dibawa sebagai cinderamata maupun oleh-oleh atau sekedar kenang-kenangan untuk diri sendiri, misalnya secarik kertas lusuh dalam salah satu laci meja yang bertuliskan: "tee-house creed in the shadow and wine for 2 wasn't enough when 5 were coming". Apakah itu sebuah kode rahasia? Mungkin saja.

sumber : perempuan.com

Comments