Tinggi Raja, Sumut; Gabungan Tiga Keindahan

Jauhkan kesan kaku tentang air panas kalau berbicara tentang Tinggi Raja. Pusat air panas di Sumatera Utara ini, bukanlah kolam yang dibendung lantas menjadi pemandian umum biasa. Air panas di Tinggi Raja adalah gabungan keindahan bukit kapur, panorama bak salju, dan stalagtit di tengah hutan. Kesan ini tidak berlebihan. Air panas yang berada pada satu bukit kapur sekitar setengah hektar ini, memang berbeda dengan kebanyakan sumber air panas yang ada.

Ada tiga bukit di sana, masing-masing di arah selatan, timur, dan barat. Ketiganya dihubungkan oleh sebuah retakan yang seolah membelah masing-masing bukit. Retakan ini sebenarnya merupakan tempat luapan air panas. Leharnya juga beragam, mulai 10 sentimeter hingga setengah meter.

Saat ini hanya bukit sebelah barat yang memancurkan air panas. Namun gemuruh air panas bisa didengar dari retakan-retakan yang menghubungkan ketiga bukit itu. Tapi karena lubang retakan itu begitu dalam, yang terlihat hanya hitam. Biasanya bukit-bukit ini memang bergantian mengeluarkan air panas. Tidak tentu waktunya. Misalnya kawah yang sekarang ini dulunya sudah tidak berfungsi, tetapi sekarang aktif kembali. Nanti berganti lagi," kata Jaka Saragih, 37, seorang warga Tinggi Raja.

Air panas ini memang menakjubkan. Air bersuhu sekitar 30 derajat celcius menggelegak dari dalam kawah-kawah bukit. Tinggi cipratan airnya hisa mencapai satu meter. Air itu kemudian mengalir menuruni bukit. Berjalan dengan kaki telanjang di antara aliran air itu memang tidak disarankan. Sebaiknya menggunakan sepatu boot agar bisa melihat keindahannya dari berbagai sudut.

Sedimentasi di sekitar air panas ini, menjadi bukti memang ada kandungan sulfur atau belerang di dalamnya. Kalau airnya diminum dalam kadar tertentu dapat merapuhkan gigi. Sedimentasi itu terbentuk dalam perjalanan aliran air belerang menuju Sungai Barakbak dan Danau Lapparan di bawahnya. Teras-teras itu seakan menjadi bagian bukit kapur tadi yang mendandaninya dengan dominasi warna putih, serta variasi merah dan kuning. Saat diterpa matahari, teras-teras itu seperti salju.

Pada beberapa tempat Sedimentasi itu masih lemhut seperti lumpur, sehingga jika diinjak, kaki bisa terbenam sebatas lutut. Namun beberapa teras yang terlihat sedikit menghitam, penanda sedimen sudah mengeras. Teras-teras itu pun seperti membentuk sisik-sisik hingga beberapa meter di bawahnya.

Air belerang itu mengalir jauh hingga ke Danau Lapparan yang luasnya sekitar 22.500 meter persegi. Lokasinya berada di sebelah barat daya pusat air panas. Karena sumber airnya berasal dari panas, Airnya jernih dan hangat. Uniknya di dalam danau itu dihuni beberapa ikan antara lain ikan mas dan jurung.

Sebagian air panas inipun mengalir menuju Sungai Barakbak di sebelah timur. Menambahi beberapa sumber air panas lain yang memang ada di pinggiran sungai. Sungai yang berada sekitar 500 meter dari bukit kapur ini, menjadi lokasi pemandian. Pemerintah Kabupaten Simalungun telah membangun sekitar 800 anak tangga guna mempermudah pengunjung turun ke batang sungai.

Sambil mandi air hangat dari dalam sungai bisa memandang stalagtit yang menjuntai dari bibir jurang. Stalagtit itu terbentuk dari aliran air belerang, kemudian mengkristal dan menjuntai dari bibir jurang. Seolah menjadi jari-jari binatang raksasa berwana putih kehijauan, sedikit warna ungu dan kuning.

Lokasi pusat air panas yang mengambil areal hingga setengah hektar ini, berada di hutan perawan yang masuk dalam wilayah Cagar Alam (CA) Dolok Tinggi Raja (DTR). Berada sekitar 140 kilometer dari Medan. Persisnya di Desa Tinggi Raja, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun.

Dari tempat pemberhentian kendaraan, perjalanan menuju pusat air panas itu dilakukan dengan mendaki undakan bukit sekitar sekitar 15 menit. Kepulan uap air panas sudah terlihat begitu melewati rintangan kayu besar yang tumbang di tengah lintasan jalur. Melihat keunikan dan keindahannya, Raja Tinggi bisa menjadi objek Wisata alam yang potensial bagi Sumatera Utara.

sumber : perempuan.com

Comments