Samosir dari Menara Pandang Tele

Pagi itu, sangat cerah di Samosir. Udaranya bersih segar tanpa polusi. Tepat di depan hotel yang kami inapi terhampar Danau Toba. Dapatkah anda bayangkan bagaimana indahnya pemandangan dari kamar hotel kami? Benar-benar seperti lukisan alam. Hari ini kami akan mendaki gunung untuk melihat pemandangan dari tempat yang tinggi. Sebelum melakukan pendakian, kami mengunjungi sebuah lokasi yang diyakini sebagai tempat asal mulanya orang Batak. Tempat itu adalah Sianjur Mulamula, di sanalah letak perkampungan orang Batak yang dikenal dengan sebutan Sihulati. Di area Sihulati ini, berdiri sebuah rumah adat Batak yang diyakini sebagai rumah Raja Batak pada waktu itu. Tak jauh dari rumah Raja Batak, mengalir mata air yang dulunya pernah digunakan oleh Raja Batak untuk memenuhi keperluan.

Sianjur Mula Mula berjarak sekitar 5 km dari Pangururan. Perjalanan memiju Sianjur Mula Mula sangat menyenangkan. Keindahan pemandangan di sekitarnya tidak luput dari pandangan masa. Kami juga harus melewati jembatan perbatasan antara Pulau Samosir dan Pulau Sumatera, sebab Sianjur Mula Mula yang tercatat dalam Kabupaten Samosir ini terletak di dataran yang ada di seberang Pulau Samosir.

Jembatan yang diberi nama Tano Ponggol ini sehenarnya adalah urugan tanah yang dulunya dibuat pada masa penjajahan Belanda. Lepas dari Jembatan Tano Ponggol, jalanan mulai nyaman untuk kami lalui. Aspal sudah mulus tapi petualangan baru akan dimulai dari sana.

Ciri khas jalan lintas Sumatera berliku dan sempit. Sempat beherapa kali mobil yang kami tumpangi berpapasan dengan bus, truk dun mobil-mobil hesar lainnya. Benar-benar membuat saya tak berani melihat ke jalan raya. Akhirnya kami sampai juga di Sibulati.

Di sana terdapat sehuah rumah adat Batak. Persis di belakangnya, tampak patung-patung yang menggambarkan sosok Raja Batak hersama istrinya yang sedang duduk di singgasana. Ada dua sosok patung pengawal yang berdiri di kedua sisinya. Tidak jauh dari singgasana, terdapat heberapa patung anak laki-laki yang sedang hermain. Di dekatnya ada hentuk miniatur gua yang diyakini sebagai rumah pertama dari Raja Batak.

Usai dari Sibulati, kami naik ke gunung Pusuk Buhit yang terletak sekitar 1.800 mdpl. Menurut kepercayaan masyarakat Batak, dari bukit inilah untuk pertama kalinya pencipta alam semesta yang dikenal dengan sebutan Mula Jadiabolon, menampakkan diri di bumi. Sehingga wajar, bila sampai saat ini kawasan tersebut masih menjadi lokasi wisata sejarah.

Kami tidak sempat naik keatas gunung Pusuk Buhit, karena waktu sudah tidak memungkinkan, jadi kami memutuskun untuk melanjutkan perjalanan menuju Menara Pandang Tele. Menurut masyarakat Samosir, dari sana wisatawan dapat melihat Pulau Samosir seutuhnya. Dari Pangururan menuju Tele hampir 12 km, namun karena kami dari Gunung Pusuk Buhit jadi perjalanan telah ditempuh separuhnya, hanya sekitar 4-5 km lagi ke atas.

Suguhan pemandangan yang indah kami nikmati saat jalanan mulai menanjak menuju Tele. Udara yang sangat segar dan sejuk serta deretan pohon pinus, menemani kami sampai ke puncak Tele. Bila Anda tidak menyukai perjalanan air, jalur yang melewati Tele dapat dipilih sebagai jalur alternatifnya.

Sekitar 45 menit waktu yang diperlukan untuk kami tiba di puncak. Jalur yang ditempuh, hanya ada satu. Jalan yang lebarnya hanya seukuran satu kendaraan ini punya peraturan wajib yang tidak tertulis.

Bila kita herpapasan dengan mobil dari arah Tele, maka mobil tersebut wajib herhenti dan memberi jalan yang dari bawah. Tidak terhitung herapa kali kami berpapasan dengan mobil-mobil lain dan mereka langsung mencari tempat yang agak luas untuk berhenti dan memberi jalan untuk kami lewati.

Dari kejauhan kami dapat melihat ada sebuah menara berwarna putih bertingkat tiga di ujung jalan. Tepat di belakang menara ada tiga rumah makan yang sekaligus menjadi tempat istirahat hagi para pengendara yang melakukan perjalanan jauh. Hari sudah sangat siang, kami memutuskan untuk menikmati makan siang sebelum naik ke Menara Pandang.

Yada tingkat pertama dapat terlihat birunya Danau Toba dan Pulau Samosir yang benar-henar indah. Karena kurang puas kami memutuskan untuk naik satu tingkat lagi ke atas. Melihat hamparan pesona sejauh mata memandang, membuat saya terkagum-kagum dengan apa yang dimiliki oleh alam negeri ini.

Perjalanan untuk hari ini herakhir di Menara Pandang Tele. Kami langsung kembali ke Pangururan untuk beristirahat karena hari sudah menunjukkan pukul 18.15. Masih banyak perjalanan yang harus ditempuh besok.

Penulis : Bianka
Sumber : Majalah Travel Club/liburan.info

AIR

VACATION

HOTEL

Comments

alvatarz said…
Saya sangat sedih Namun yang paling sedih adalah opung-opung yang dari Batu Hobon. kira2 sudah 4 bulan tulisan saya dengan Judul KEBENARAN BATU HOBON, PERNYATAAN NYI RORO KIDUL DAN ORANG-ORANG NINIWE namun tak satupun marga-marga poporan dari batu Hobon yang peduli.

Mengapa???????????????
Apakah Iblis benar-benar sudah menguasai kamu semua????????????????
Kamu Bangga dengan Leluhur kamu yang terkenal sakti mandraguna tapi tak peduli kalau makamnya dirusak orang??????????
Ya.. memang marga-marga sebagian besar naimarata pasaribu, limbong, sitorus dlll yang merusak dan mencuri di Batu hobon.

Saya seorang pemuda asli Batak yang bukan marga tersebut sangat peduli, mengapa kamu semua tidak peduli???

Tugas Saya menyatakan kebenaran dan menyadarkan manusia dari penyembahan berhala, baik melalui roh-roh leluhur ataupun Roh-Roh Kudus.
Bukankah TUHAN YESUS tegas melarang hal tersebut. kalau kebenaran sudah diungkap, terserah manusia memilih jalannya.

Buktikan langsung. Pergilah ke Pusuk Buhit, Lihat dan pegang sendiri itu memang Semen Kasar yang tidak dilicin.

Batu Hobon yang asli adalah batu gunung berwarna Hitam sebesar gendongan tangan orang Dewasa.
di bawah nya terdapat sebuah Goa yang merupakan makam leluhur orang batak.

Mengenai keberadaannya dan beberapa pusaka yang dulu ada disana, ada pada manusia yang MERENOVASI BATU HOBON TAHUN 1986.

Kalau Menurut saudara Yang ada Sekarang Hanya Simbol, itu tidak benar, tetapi suatu hal yang memalukan.

Sadarkah saudara Jika Simbol itu telah salah maka yang berada dibawah simbol itu, yaitu orang-orang batak juga salah.

Sadarkah saudara dengan Rusaknya Simbol tersebut berarti tatanan TAROMBO, Asal USUL leluhur Lae adalah Rusak.

Mengapa lae lebih suka dengan simbol yang salah
daripada membuktikan kebenaran?.

Sadarkah lae, simbol patung leluhur yang ada disana merupakan Simbol diri Lae dan Seluruh orang Batak???

Sadarkah lae, jika simbol berupa patung itu, Monyet, Kucing dan Babi adalah Leluhur Lae, Berarti Lae menerima kalau Lae adalah Keturunan salah Satu dari ke-3 Hewan tersebut.

Itulah Pengtingnya KEBENARAN BATU HOBON.
ASAL-usul Orang Batak, dan Kepaercayaan kepada Allah Bapa yang Tri Tunggal Tuhan Kita.

1. Thn 1986 Renovasi Batu Hobon.
2. Thn 1988 Upacara pemusnahan pusaka peninggalan
Nyi Roro Kidul (BIDING LAUT) putri dari Raja
Tea-Tea Bulan di Pantai Selatan.
3. Gondang Nyi Roro Kidul di Taman Mini disokong
Presiden Susilo Bambang Yudoyono.

ini Hasil pekerjaan suatu organisasi yang terdiri dari dukun (Paranormal),Pendeta, ulama, dsb.

Kalau Tokoh agama selalu berkotbah bahwa perdukunan adalah suatu berhala penyembah setan, lalu,,,,,,,

Mengapa mereka bersatu untuk hal ini ?
Lalu yang jadi setannya siapa?

Mungkin bagi lae semuanya ini tidak penting, tetapi bagi Kerajaan ALLAH ini sangat penting.
tiada hal yang paling penting selain Kebenaran Kerajaan Allah, Kerajaan Kasih.
Tidakkah kamu mau kembali ke jalan yang benar sebelum HARI PENGHAKIMAN yang hanya beberapa masa lagi??????

salam kasih,,,,,,,,alvatarz111@gmail.com,,,,,,,,