Pesona Malino, Dingin dan Bersejarah

Oleh: Asmar, BTN Asal Mula Blok D4/06 - Makassar

BEBRAPA tahun silam, dua kelompok bertikai menyebabkan Ambon dan Poso membara. Tapi hawa dingin Malino membuat delegasi kedua pihak yang bertikai bisa bermufakat di daerah ini dalam Pertemuan Malino I dan II yang menghasilkan Deklarasi Malino I dan Malino II. Konflik di Ambon dan Poso pun mereda. Itulah secuil gambaran tentang sejarah Malino. Keindahan alam dan hawa dingin daerah ini sudah terkenal sejak dulu, sehingga sering menjadi tempat berlangsungnya pertemuan-pertemuan yang mengharuskan pesertanya tetap ber-?kepala dingin?. Malino saat ini merupakan salah satu daerah destinasi wisata unggulan di Sulawesi Selatan. Kalau Anda pernah pergi ke Puncak di Bogor, kira-kira seperti itulah suasananya. Tapi akses jalan ke daerah ini sebagian masih memprihatinkan, tidak seperti di Bogor. Perjalanan dari Kota Makassar ke Malino butuh waktu sekitar dua jam. Hawa sejuk cenderung dingin mulai terasa ketika memasuki kawasan hutan pinus yang lebat. Penat akibat goncangan kendaraan selama perjalanan lantaran fasilitas jalan yang kurang bersahabat, perlahan hilang tersapu udara dingin. Pemandangan alam yang sangat alami membuat kepala yang sedikit pening jadi segar kembali. Karena memang sejak awal diposisikan sebagai destinasi wisata, fasilitas hotel di Malino cukup memadai. Untuk pengunjung berdompet tebal, bisa memilih kamar yang harganya antara Rp. 300.000,- hingga Rp. 400.000,- per malam. Jika ingin berhemat bisa memilih wisma yang harganya sekitar Rp. 200.000,- per malam. Tapi jika membawa bekal pas-pasan, di sini juga tersedia penginapan sederhana yang sewa kamarnya kurang dari Rp. 100.000,- per malam. Jelang malam, suasana di Malino sangat sepi. Hanya sedikit pintu rumah warga yang masih terbuka. Dan begitu jarum jam menunjuk angka 9 (pukul 21.00 WITA), sebagian besar warga sudah mematikan lampu dan bersiap untuk tidur. Malam itu sangat indah. Kawasan perbukitan yang lereng-lerengnya telah diubah menjadi sawah bersusun, terlihat sangat indah di bawah sinar rembulan. Untuk mengusir rasa dingin, Anda dapat menikmati jagung bakar yang dijajakan di depan hutan pinus. Selain hutan pinus, Malino memiliki banyak obyek wisata, seperti air terjun Takapala, kebun teh Nitto, lembah Biru dan gunung Bawakaraeng. Gunung Bawakaraeng adalah obyek kesayangan para pencinta alam di sejumlah kampus yang ada di Makassar dan Sulsel pada umumnya. Kebun teh Nitto kurang lebih sama dengan kebun teh yang ada di Puncak (Bogor). Dikembangkan di kawasan perbukitan, ditata sedemikian rapi sehingga dari jauh terlihat seperti jejeran garis-garis hijau yang tebal. Dan Air terjun Takapala, wow... tingginya sekitar 100 meter! Jalan menuju tempat ini mendebarkan karena salah satu sisinya adalah jurang. Air dengan volume yang sangat besar jatuh dari ketinggian 100 meter menimpa bongkahan-bongkahan batu besar, menimbulkan suara gemuruh dan percikan yang membentuk kabut tipis pada radius 20 meter. Sungguh, sebuah pemandangan yang indah....

sumber : indonesia.travel

Comments