Menikmati Indahnya Karimun Jawa

Jika ingin melihat Spongebob dan kawan-kawan ditempat asalnya, bukan di TV, maka Kepulauan Karimun Jawa adalah tempat yang tepat. Terletak di Utara kota Semarang, kepulauan ini terdiri dari 27 pulau pulau kecil dengan hamparan pasir putih dan terumbu karangnya. Seakan menjadi tempat belajar dan bermain yang luas bagi anak anak untuk mencintai laut dan keindahan didalamnya.

Sebenarnya kami merencanakan untuk menghabiskan libur lebaran di Jakarta saja menikmati sepinya jalan-jalan ibukota, tapi Peter dan keluarga mengajak pergi bersama ke Jawa menghabiskan waktu libur seminggu.

Kebetulan kedua anak kami sebaya dan saya pun sudah lama ingin ke Karimun tapi selalu terbentur dengan jadwal kapal. Maka disusunlah liburan seminggu ke Karimun Jawa.

Bersamaan dengan arus mudik kami pun berangkat dari Cibubur ke Semarang menggunakan dua buah mobil. Ternyata perjalanan sangat lancar diluar dugaan kami, sampai Cirebon barulah mulai terasa kemacetan.

Jarak Jakarta-Semarang kami tempuh dalam waktu 14 jam. Kami meneruskan perjalanan dengan menggunakan kapal cepat Kartini dari pelabuhan Tanjung Mas. Mobil kami dibawa ke Jepara karena direncanakan dari Karimun kami bukan kembali ke Semarang melainkan ke Jepara.

Perjalanan 3 jam dilaut dari Semarang akhirnya selesai ketika terlihat pulau Karimun Jawa, seperti masuk ke dunia yang sangat berbeda. Terlihat barisan pohon kelapa dipantai dan hijaunya rimbunan pohon sampai ke bukit ditengah pulau.

Menengok ke bawah kami melihat birunya air yang jernih dan terlihat ikan-ikan melintas. Luar biasa, hilang semua penat selama diperjalanan, anak-anak langsung berteriak gembira sambil menunjuk nunjuk ikan yang melintas.Sesuai rencana, hari pertama kami menginap di darat dulu bukan di Wisma Apung.

Blue Laguna ternyata hotel yang cukup bersih, murah dan nyaman dengan tempat makan yang terbuka. Jadi kami bisa makan sambil melihat pemandangan laut, kapal-kapal nelayan yang ditambat dan pulau Menjangan di seberang, sambil menikmati semilir angin pantai. Anak-anak sibuk bermain pasir putih yang terdapat diantara tempat makan dan laut.

Kenalan kami yang pertama dipulau adalah Chris, anak pemilik hotel. Sepintas kami menyangka dia salah satu tamu. Ternyata dia anak pemilik hotel yang tinggalnya di Jepara dan sedang berlibur di Karimun namun belum bisa pulang menunggu kapal ke Jepara.

Kami pun diajak berjalan melihat pulau dan pantai dekat dermaga lama yang cocok untuk berenang sambil melihat sunset. Terlihat ada yang bermain bola dilapangan dekat dermaga, kami juga melihat ada beberapa toko cindera mata.

Pulau Karimun dan beberapa pulau lain seperti pulau Nyamuk, Parang, Genting dan Kemujan adalah pulau berpenduduk, sedangkan sisanya adalah pulau tidak berpenduduk.

Malamnya kami habiskan dihotel sambil menemani anak-anak bermain pasir.Kami mengobrol di kursi malas dengan mata menatap bintang-bintang di langit, berharap ada terlihat bintang jatuh

Hari kedua dimulai dengan melihat terumbu karang menggunakan perahu kaca, sebelumnya kami mampir ke Wisma Apung melihat kolam penangkaran hiu dan penyu. Pak Joko, pemilik wisma, mengambil salah satu penyu dan membawanya untuk nanti dilepaskan.

Setelah puas melihat terumbu karang warna warni, kami mendarat dipulau menjangan kecil dan menuju pantai yang landai untuk melepas penyu. Acara pelepasan lebih mirip ajang foto bersama. Si penyu yg sudah tidak sabar ingin kelaut ditahan dan diajak foto bersama layaknya selebriti saja.

Kemudian supaya puas berenang dan snorkeling, kami ditinggal di pulau Menjangan Kecil, anak anak puas berenang, mengejar ikan ikan kecil dan mencari rumah kerang yang bagus-bagus, setelah istirahat makan siang baru kami dijemput lagi.

Kami tidak langsung pulang ke hotel tapi ikut mengantar dua orang yang berencana kemah 5 hari di Tanjung Gelam. Tanjung Gelam adalah bagian pulau Karimun, tapi lebih mudah dicapai lewat laut daripada lewat darat.

Ketika menurunkan dua petualang tersebut (seorang mahasiswa Jerman dan seorang mahasiswa lokal) kami pun berenang lagi karena tidak tahan melihat air dan ikan-ikan di Tanjung Gelam, sampai sore baru kembali dan pindah menginap di wisma Apung.

Wisma Apung !!! Ini baru 100% laut. Tidur, makan, mandi, karaoke, semua diatas laut. Berjarak 300 meter dari pulau karimun kami betul-betul menikmati laut. Makan malam pun diantar oleh perahu dari pulau Karimun.

Dari sana kita bisa langsung mengamati terumbu karang dan ikan yang ada dibawahnya. Malamnya saya coba mancing, tapi memang bukan pemancing pro, hanya dapat seekor berukuran sedang tapi itu sudah membuat anak-anak heboh.

Dilorong dan lantai sering terlihat kepiting-kepiting kecil, tapi kalau hendak ditangkap lari menyelinap ke bawah lantai kayu. Anak anak menemukan banyak obyek untuk dipelajari.

Esoknya kami rencanakan ke pulau Bengkoang menggunakan kapal Tom dan Dick, dua warga negara Australia yang kami kenal ketika minum sore di hotel Blue Laguna. Tom adalah pengelola resort Nirwana Laut.

Mereka mengajak kami dua keluarga serta Chris ikut kegiatan mereka hari ini. Jam 8 pagi kami berkumpul di dermaga lama. Sayangnya Chris terlambat datang, padahal dia yg wanti-wanti kalau janji sama bule harus tepat waktu. Akhirnya Chris kami tinggal, belakangan kami baru tahu dia terlambat karena kesulitan mencari minuman kaleng, maklum hari itu hari libur lebaran warung banyak yang tutup.

Ternyata di dekat pulau Bengkoang telah menunggu sebuah kapal layar indah milik teman mereka. Kapalpun merapat dan kami berkenalan dengan Frank dan Helmut dua warga negara Jerman yang sudah sehari sebelumnya buang jangkar disitu. Tom dan Dick langsung bergabung ngobrol dan minum bir bersama.

Sedangkan kami, tentu saja lebih memilih snorkeling dan berenang. Para awak kapal menyelam menembak ikan dengan alat tradisionil, lumayan dapat 10-12 ikan kerapu dan tongkol untuk makan siang.

Pulau Bengkoang dikelilingi karang yang cukup dangkal sehingga kapal tidak dapat masuk lebih jauh kepulau. Beruntung Frank meminjamkan sekoci perahu karetnya. Para istri dan anak perempuan yang mendarat ke pulau sedangkan saya, Peter dan anak laki laki langsung turun diantara karang dangkal dan laut dalam untuk snorkeling. Hari itu snorkeling jauh lebih menyenangkan dari sebelumnya.

Kevin yang baru duduk dikelas 6 SD dan Mark kelas 5 SD dengan bersemangat mengikuti kami, antusias mereka mengalahkan rasa takutnya. Hanya Ivan (kelas 2 SD) yang kurang nyaman menggunakan life jacket memilih bergabung dipulau. Dengan peralatan snorkeling yang terawat baik kami bisa mengamati terumbu karang dan ikan dengan seksama hingga kedalaman 7 meter.

Kadang kami menerobos celah dinding karang di kanan kiri seperti layaknya berenang di kanal sempit membuat kami merinding, apalagi jika sedang asyiknya memperhatikan Spongebob dan kawan kawan di air yang hangat tiba tiba ada arus air dingin dari laut dalam yang mengalir... mak seer membuat kami segera menepi lagi ke karang yang dangkal. Pengalaman hari itu saya yakin tak akan terlupakan oleh anak-anak kami.

Hari keempat direncanakan ke Kura-kura resort di pulau Menyawakan dan pulangnya mampir ke pulau cemara. Tapi kami kurang tertarik dengan water sport activity di sana dan memilih hanya ke pulau Cemara saja.

Pulau Cemara sama indahnya dengan Menjangan, ditemani oleh pembawa perahu kami snorkeling lagi sepanjang hari sampai kulit menjadi gelap. Secara tidak disengaja Kevin menginjak tripang yang bentuknya mirip kotoran manusia, tripang itu langsung mengkerut dan coba bergeser, tapi tentu saja dengan mudah ditangkap dan menjadi koleksi cindera mata melengkapi beberapa bintang laut warna biru dan binatang lain yang kami temukan sebelumnya.

Dapat dibayangkan jika ingin melihat semua keindahan gugusan kepulauan karimun jawa yang terdiri 27 pulau tentu waktu seminggu tidak akan cukup.

Rencananya kami akan pulang dengan menggunakan perahu kayu ke Jepara tapi mengingat ombak yg tinggi dan lama perjalanan bisa 6-7 jam menggunakan kapal kayu, kamipun lebih memilih menunda pulang sampai ada kapal cepat Kartini dan itu masih dua hari lagi.

Tom menawari kami menempati Nirwana Laut dgn harga sama dengan hotel kami yg lain. Kamipun menerima tawaran tersebut. Nirwana laut jauh lebih mewah dan lengkap dengan pemandangan lautnya luar biasa. Jika sebelumnya kami harus berperahu dulu baru snorkeling, disini kami tinggal lari kepantai dan langsung bersnorkeling sampai puas.

Saya melihat Nemo sekeluarga (4 ekor clown fish) diantara anemon dan banyak lagi ikan hias yang indah. Jadilah kami menghabiskan hari menunggu kapal dengan menikmati pantai di Nirwana Laut, pagi jalan jalan, sore snorkeling, malam bakar ikan dan minum kelapa muda.

O ya, satu hal yang belum saya utarakan adalah wisata daratnya karena saya tidak ikut. Hanya para istri dan Kevin ditemani Chris menggunakan dua motor mereka melakukan perjalanan darat hingga keujung utara pulau melewati lapangan terbang Dewandaru. Disana mereka melihat banyak pemandangan menarik dan bertemu penduduk yang ramah, bahkan pulangnya mereka diberi kelapa dan mangga.

Liburan kali ini sungguh menyenangkan, tambah pengalaman, tambah kenalan, tambah pengetahuan.

Penulis : NK Budidarman

Sumber : liburan.info

AIR

VACATION

HOTEL

Comments