
Sawahlunto yang letaknya 98 km arah Timur Kota Padang, Sumbar, dulu menjadi rebutan banyak pihak karena buminya kaya dengan batu bara. Bekas kejayaannya sebagai Kota Tambang, kini dikemas menjadi beberapa obyek wisata sejarah, salah satunya Museum Kereta Api.
Tut...tut....tut...naik kereta api....begitulah nyanyian yang dinyanyikan sebagian peserta Lawatan Sejarah Nasional (Lasenas) V sebelum tiba di Museum Kereta Api. Walau tidak naik kereta namun kegembiraan jelas terpancar dari wajah polos mereka. Ada yang memakai pakaian ala petugas kereta api dengan membawa peralatan tanda pemberangkatan kereta api lengkap dengan peluitnya.

Di museum ini dipajang berbagai peralatan kereta api, seperti label pabrik, dongkrak, rel, sinyal kereta, dan alat komunikasi, foto-foto tentang perkeretaapian di Sumbar. Semuanya tersimpan rapih di museum ini, Selain itu, di halaman museum juga terdapat beberapa gerbong pengangkut batu bara, dua gerbong yang terbuat dari kayu, dan sebuah lori wisata.
Sejarah kereta api di Sumbar memang dimulai dari ditemukannya cadangan batubara di Sawahlunto akhir abad ke-19. Belanda membangun jalur kereta api dari Pelabuhan Emma Haven (sekarang Pelabuhan Teluk Bayur ) dari Padang ke Sawahlunto, sepanjang 155,5 Km.

Menipisnya cadangan batu bara di Sawahlunto, mengakhiri kejayaan kereta api di Sumbar sejak tahun 2003. Sungguh sayang aset peninggalan Belanda yang mempunyai nilai sejarah ini dibiarkan teronggok menjadi besi tua. Sepatutnya barang- barang seperti itu dilestarikan untuk dikelola menjadi kereta api wisata. Menurut Cristy, kepala Museum Kereta Api Sawahlunto, koleksi peralatan kereta api di museum ini sekitar 80 koleksi yang didapat dari PT. KAI.
Kalau Anda ingin mengetahui dan merasakan sisa kejayaaan Kota Tambang Sawahlunto, rasanya Anda haru menikmati Wisata Kereta Lori dan singgah ke Museum Kereta Api. Sebab kedua obyek itu menjadi bukti bahwa Sawahlunto sejak dulu sudah menjadi kota yang dihuni oleh multietnik dengan sarana transportasi kereta api yang lengkap pada zamannya.

Untuk sampai ke Sawahlunto yang berjuluk Kota Tambang dapat menggunakan kendaraan umum dari Padang, Ibukota Provinsi Sumbar yakni bus AKDP merek Afmoment, Dirgantara atau Amanah dengan ongkos sekitar Rp 8.000 per orang. Waktu tempuhnya sekitar 2,5 jam.
Kalau menggunakan jasa angkutan travel, ongkos pergi-pulang sekitar Rp 40.000 - Rp 50.000 per orang. Waktu tempuhnya sekitar 2 jam. Harga tanda masuk ke Museum Kereta Api sangat terjangkau, yakni Rp 1.000 per orang untuk orang dewasa dan Rp 500 untuk anak-anak. Museum ini buka pukul 08.00 - 16.00 WIB.
Tak jauh dari museum kereta api terdapat Museum Gudang Ransum. Kalau Anda ingin mengunjunginya, cukup dengan berjalan kaki dari Museum Kereta Api sambil menikmati suasana kota tua Sawahlunto.
Sumber: Majalah Travel Club/liburan.info
Comments