Luxor Negeri Raja-Raja

Tidak semua wisatawan yang mengunjungi kota Luxor tahu bahwa pada jaman Mesir kuno Luxor merupakan ibukota negara (1550-1069 SM). Pharaoh Amenhothep, Ramses II, bahkan sempat ditahklukan oleh ’Alexander the Great’ dari Macedomia. Sepenggal liburan yang kami habiskan di Luxor membuat saya turut mengalami salah satu tempat bersejarah dunia yang terkenal dengan warisan arkeologinya.
Seperti kebanyakan kota yang terletak di lembah sungai Nil, Luxor pun terbagi dua yakni: Luxor timur dan Luxor barat. Berdasarkan kepercayaan Mesir kuno bahwa siklus peredaran matahari (terbit di timur dan terbenam di barat) merupakan sistem solar yang melambangkan siklus kehidupan bangsa Mesir, maka Luxor timur merupakan pusat aktivitas peradaban dimana segala mahluk hidup lahir, tumbuh, dan menjalani kehidupan.

Sedangkan Luxor barat merupakan lokasi kubur/makam dan kuil penyembahan dewa kematian. Luxor kala kini berkembang sebagai kota modern dimana mayoritas mata pencaharian penduduknya berasal dari industri pariwisata. Hotel, restauran, pusat perbelanjaan dan aktivitas bisnis lainnya berpusat di timur sungai Nil. Sementara Luxor barat selain tetap merupakan kompleks makam juga merupakan residensial bagi petani, peternak, dan nelayan.

Obyek wisata utama di Luxor timur adalah Candi Karnak dan Candi Luxor. Sesudah Piramida Giza yang tersohor, Candi Karnak merupakan tempat terpenting dalam sejarah pharaonic. Candi Karnak dipenuhi dengan 134 buah gigantic columns dengan ruangan super besar yang tak berujung, di kedua sisi gerbang utama sebelum lorong Great Hypostyle berdiri patung granit Raja Ramses II. Dan pada jantung kompleks candi Karnak terdapat Kuil Anum yang didedikasikan untuk raja para dewa.

Masih dalam kompleks Candi Karnak, terdapat juga danau sakral dimana pada jaman dahulu digunakan oleh para pendeta untuk membersihkan diri sebelum melakukan ritual penyembahan atau upacara spiritual. Disisi utara danau sakral dapat kita jumpai patung batu scarab of Khepri (kumbang Khepri) dalam ukuran raksasa. Dalam mitologi mesir Dewa kumbang Khepri dipercaya mempunyai kekuatan untuk menggerakan matahari dari terbit hingga tenggelam.

Obyek wisata terpenting kedua yaitu Candi Luxor, lokasi candi sungguh ideal terkonsentrasi di jantung kota Luxor. Konstruksi candi Luxor membentang berparalel dengan Sungai Nil. Arsitektur Candi Luxor menonjolkan kesan ningrat dan elegan, dibangun oleh Pharaoh Amenhotep III, kemudian diperbaharui oleh Ramses II. Bahkan pada dekade terakhir dibawah kekuasaan Alexander the Great, Luxor Temple dimodifikasi lebih lanjut.

Salah satu sudut unik di Candi Luxor adalah Mesjid Abu al-Haggag yang dibangun oleh pemerintahan Arab pada abad ke-13. Pada gerbang utama candi terdapat sebuah obeliks dari batu granit merah muda setinggi 25m, mulanya obeliks ini terpancang sepasang, namun satu dari obeliks pada abad ke-19 berpindah ke Perancis sebagai hadiah dari Raja Mohammed Ali untuk rakyat Perancis, yang sekarang terpancang di de la Concorde - Paris. Jangan khawatir bila senja beranjak larut, karena kawasan candi dilengkapi dengan lampu sorot yang memberi kesan kuno, historikal dan eksotik dibandingkan dengan wisata di siang hari.

Bagi pecinta museum, Luxor memiliki dua museum terkemuka: Mummification museum & Luxor Museum. Sementara bagi wisatawan yang lebih mengutamakan pengalaman kuliner atau sekedar cuci mata, jantung kota Luxor difasilitasi dengan trotoar luas sepanjang (jalan) Sharia Al-Corniche menyusuri sungai nil. Jejeran toko-toko sovenir, pilihan restoran terapung, atau cafe tenda berderet sepanjang Sharia al-Corniche menawarkan hidangan tradisional maupun seafood.

Atau pilihan unik lain yang dapat dipraktekan menggunakan jasa caleche (kereta kuda/delman) naik kereta kuda berkeliling kota Luxor, mengamati tempat yang terlihat asyik atau ramai untuk dikunjungi, setelah puas berkeliling kota kita berjalan kaki mendatangi kembali tempat ramai yang telah diamati tadi. Jasa caleche senilai 10-15 mesir poundsterling, seperti biasa kusir caleche akan memberikan tarif tinggi, tapi bertahan saja dengan 15 poundsterling karena itu tarif normal. Sentral Luxor dengan jalur utama tidak lebih dari 5km, jadi kemana-mana dekat dan terkonsentrasi.

Salah satu pilihan unik menikmati sungai nil adalah dinner on cruise. Sepanjang sungai nil terdapat banyak pilihan dinner on cruise ataupun hotel terapung, jadi jangan khawatir tidak kebagian. Hotel atau restauran terapung berlabuh permanen meskipun bentuknya kapal. Dengan pilihan cruise kita dibawa berlayar sepanjang nil selama kurang lebih 3-4jam, dinner on cruise disertai entertainment belly dancing atau whirling dervishes show.

Ada juga pilihan dinner yang lebih romatis, bersantap malam diatas felucca (perahu tradisional berlayar putih) sambil menikmati sunset, untuk yang satu ini perlu disiapkan budget yang cukup tinggi karena felucca nya khusus untuk kita, karena itu harganya juga harga privat.

Hari berikutnya dengan lokal tour agent, kami dibawa ke West bank atau dikenal juga dengan sebutan Thebes. Setelah menyeberang Nil perhentian pertama di Colossi of Memnon, namun kemegahan Colossi of Memnon hanya tersisa dengan dua patung Pharaoh Amenhotep III yang berposisi duduk dan tangan menangkup lutut serta pandangan ke arah timur Nil. Masing-masing patung berbobot 1000 ton dan tinggi 23m.

Perjalanan diteruskan ke lembah para raja dan ratu, valley of Kings dan valley of Queens tidak hanya merupakan kompleks makam bagi raja dan ratu tetapi juga dialokasikan bagi keluarga kerajaan atau para bangsawan. Sekali membayar tiket di gerbang utama Valley of Kings & Valley of Queens kita sudah tidak dipungut bayaran lagi untuk masuk ke dalam makam. Tetapi untuk Pharaoh tertentu yang masyur dan terkenal pengunjung akan diminta tambahan kontribusi lagi bila berminat untuk menilik dalam makam. Dalam makam itu hanya berupa kubur kosong, semua mumi sudah dipindahkan ke Museum Mumi Luxor atau ke Museum Kairo.

Masih di daerah Thebes, obyek yang sangat terkenal dan bernilai untuk dikunjungi ialah Hatshepsut Temple. Hatshepsut adalah pharaoh wanita yang sukses memerintah selama 20 tahun. Dikarenakan hukum partriarki yang sangat kuat pada masa itu, Hatshepsut sering berbusana seperti hal nya pria, menggunakan pharaoh headpiece, bahkan janggut palsu. Gambaran akan penampilan Hatshepsut ini tereflesi pada patung-patung nya di candi. Meskipun Mesir tidak lazim diperintahkan oleh pharaoh wanita, namun dalam kurun waktu pemerintahan Hatshepsut, Mesir dibawa kepada puncak kemakmuran dan kestabilan negara.

Tips penting untuk merencanakan wisata ke Mesir yakni antara bulan November – April suhu diantara bulan tersebut bervariasi 20-26c. Bulan terpanas di siang hari dan sangat dingin di malam hari antara bulan Mei – Oktober. Sediakan selalu sun lotion dalam tas, karena seharian di daerah gurun disertai angin panas dan kering bisa memanggang kulit. Jangan lupa membawa sun glasses dan menggunakan sorban atau topi lebih berguna daripada payung.

Maa As-salaamah.

Penulis : Cisilia - Røyse
Sumber : Kompas Community

AIR

VACATION

HOTEL

Comments