Terengganu, Malaysia; Wisata yang Menenangkan

Sempatkan ke Terengganu. Inilah satu dari 13 negeri di Malaysia yang mendobrak 3S pelancongan tropis: Sea, sun, sex. Tanpa menjajakan seks, ternyata pantai-pantai indah Terengganu berhasil menjaring turis. Berhalamankan Laut Cina Selatan, kekayaan pariwisata negeri ini adalah alam dan budaya setempat. Alam berbicara tentang keindahan pantai, laut, dan kekayaan hutan tropis. Budaya akan terkait dengan peradaban sebuah kerajaan Melayu yang bernapaskan Islam.

Maka, jalan-jalan ke Terengganu benar-benar menjadi wahana relaksasi. Ada pulau-pulau kecil berpasir putih, penuh bunga karang dan ikan hias, yang membuat tenang pikiran. Kita bisa memilih Kepulauan Penghentian misalnya. Atau, datangi Pulau Redang, Paku Besar, dan Kapas. Pantai Semenanjung Malaysia di bagian negeri ini pun tak kurang kaya, dengan bentang mencapai 224 kilometer dan menghadap Laut Cina Selatan yang dalam dan biru.

Kalau ingin melihat sisa-sisa manusia perahu asal Vietnam, kunjungilah Pulau Bidong. Semua ada dalam jarak kunjungan sejam dua jam saja. Bahkan kita bisa mendarat langsung di Pulau Redang menggunakan pesawat dari Singapura. Dengan karakternya yang tenang, Terengganu adalah sasaran penting para pelancong dewasa.

Di Terengganu, wisatawan dapat memilih pulau sesuai selera. Mereka biasanya adalah orang-orang yang mencintai alam. Mereka mengisi kegiatan dengan berenang, menyelam, melihat bunga karang dan ikan hias, lalu kembali ke pantai dan membaca buku.

Tapi, bukan berarti negeri ini tak pernah riuh. Setahun sekali, Terengganu menjadi tuan rumah Monsoon Cup, kejuaraan perahu layar tingkat dunia. Saat acara itu berlangsung, dua juta pasang mata di seluruh dunia turut menyaksikan lewat layar kaca, sehingga Malaysia tak hanya identik dengan balap F1 di Sepang, melainkan juga balap perahu layar.

Dua bocah asal negeri ini bahkan menjadi juara dalam lomba serupa di Eropa. Ada kisah, nama ini berasal dari ucapan pendatang yang melihat terangnya cahaya pelangi, ''Terang anu.'' Namun, sejarawan Cina bernama Coo Cu Fei mencatat pula pada 1178 bahwa negeri ini pernah berada di bawah pemerintahan Sriwijaya, dengan nama Teng-ya-nu.

Catatan pertama negeri ini masih tersimpan dalam sebuah batu tulis atau batu bersurat menurut istilah mereka -- yang ada di Kuala Berang. Inilah bukti tertulis tertua negeri itu, berisikan pelaksanaan hukum-hukum Islam. Batu Bersurat bertarikhkan 1303 Masehi dan ditemukan kembali pada 1902 oleh Syekh Hussein Ghulam Al-Bukhari. Tulisan di batu ini menggunakan kalimat Jawi, huruf Arab namun berbahasakan Melayu. Hingga kini, Batu Bersurat tetap menjadi simbol Terengganu. Sendi-sendi Islam berlaku.

Negeri seluas 12.955 km persegi ini beribukotakan Kuala Terengganu. Ibu kota yang tenang, dengan penduduk tak sampai setengah juta. Keseluruhan penduduk Negeri Terengganu pun hanya 1 juta jiwa. Tapi, inilah negeri yang kaya karena merupakan penghasil migas terbesar di Malaysia. Hingga tiga tahun lalu, Terengganu adalah negeri ''terbelakang'' di Malaysia. Pertarungan politik antara PAS dan UMNO sangat keras dan lebih banyak merugikan rakyat. Pendidikan terabaikan.

Tiga tahun terakhir ini, untuk menjaring pemilih sekaligus menebus kesalahan di masa lalu, pemerintahan UMNO setempat seakan menghujani Terengganu dengan berbagai megaproyek. Guru-guru pun dikirim belajar ke luar negeri. Anak-anak sejak TK dididik bahasa Inggris dan khatam Alquran. Lapangan terbang dipermodern. Saat ini hanya menerima tujuh pesawat setiap hari dari Kuala Lumpur. Mulai tahun depan, menjadi bandara internasional yang dapat didarati pesawat besar seukuran Boeing 747 dan Airbus A340.

Pelancong terbanyak berasal dari Singapura, negara-kota yang warganya merindukan suasana alamiah. Selain itu, Terengganu juga menjadi sasaran pelancong dari Jerman, Inggris, Belanda, Italia, Swis, Austria, Swedia, Denmark, Norwegia, Finlandia, dan Jepang. Dari Indonesia? Tak ada catatan. (rn)

sumber : perempuan.com

Comments