G. Rinjani, Lombok; Pesona Ekowisata yang Menantang

Jumlah pendaki Gunung Rinjani mengalami peningkatan pada dua tahun terakhir ini. Fasilitas pendukung untuk para pendaki menjadi daya pikat. Gunung Rinjani, makin populer saja di kancah internasional. Pengelolaan Rinjani sebagai suatu kawasan ekowisata yang berbasis partisipasi masyarakat, mendapat penghargaan internasional. Penghargaa itu berupa Award dari National Geographic Society dan Conservation International untuk kategori Destination Stewardship.

Sejak beberapa tahun terakhir ini, Gunung Rinjani dikelola oleh Badan Pengelola Rinjani Trek (BPRT) yang dibantu konsultan dari New Zealand. Kawasan Rinjani sendiri masuk kategori Taman Nasional. Gunung dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut ini, berada di wilayah Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Selatan. Rinjani menjadi objek wisata yang dikelola 'beramai-ramai'.

Ia mengemukakan, sebelumnya banyak keluhan para wisatawan yang melakukan pendakian Gunung Rinjani. Mereka melaporkan telah dirampok atau mendapat perlakuan tidak menyenangkan. Situasi demikian, tentu saja, merugikan wisata secara keseluruhan. Pelibatan masyarakat, terbukti mampu mengatasi kendala-kendala yang ada.

Bagi mereka yang suka petualangan, Rinjani memang amat menantang. Untuk bisa sampai ke puncak Rinjani, bisa ditempuh melalui berbagai rute. Misalnya Rute Senaru, Sembalun Lawang atau Sesaot. Umumnya diperlukan waktu tiga atau empat hari perjalanan dari desa terakhir, untuk bisa sampai ke puncak gunung. Lama perjalanan, bergantung situasi dan kondisi di lapangan, serta rute yang dipilih.

Salah satu rute favorit adalah Senaru. Senaru merupakan sebuah kota kecil di bagian utara pulau Lombok. Jarak antara Mataram-Senaru sekitar 89 kilometer atau kurang lebih 2,5 jam perjalanan. Untuk mencapai Senaru bisa digunakan kendaraan bermotor. Kondisi jalan lumayan bagus. Melintasi kawasan pegunungan dan tepi pantai, perjalanan menuju Senaru memiliki kesan tersendiri. Di daerah Pusuk, misalnya, Anda akan menemukan banyak monyet ekor panjang di tepi jalan. Monyet-monyet tadi cukup jinak dan amat senang jika mendapat makanan. Di kawasan pegunungan ini, banyak berdiri hotel dan vila.

Dari Senaru, Anda selanjutnya berjalan kaki menuju Babanan tepi kaldera sebelah utara, dilanjutkan dengan perjalanan ke sungai Kokok Putih. Perjalanan Senaru-Kokok Putih sekitar satu hari dengan jalan kaki. Sebelum ke puncak, Anda bisa menikmati telaga Segara Anak. Dari Kokok Putih ini, Anda bisa menuju puncak Rinjani melalui puncak Plawangan. Rute Senaru, menjadi banyak pilihan termasuk para turis asing, karena dianggap sebagai rute paling mudah didaki.

Akses lain yang bisa dimanfaatkan adalah rute Sembalun Lawang. Sembalun Lawang adalah sebuah kota kecil di sebelah timur Gunung Rinjani. Jarak Sembalun Lawang-Mataram sekitar 110 kilometer dan bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor sekitar empat jam perjalanan. Dari Sembalun Lawang perjalanan menuju arah barat ke Segara Anakan sekitar satu hari perjalanan, kemudian ke Plawangan baru ke puncak Rinjani. Adakalanya pendaki langsung ke Plawangan dan kemudian ke puncak Rinjani. Rute Sembalun Lawang tergolong rute berat.

Alternatif lain adalah rute Sesaot. Jarak antara Sesaot dengan Mataram sekitar 21 Km atau setengah jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan bermotor. Dari Sesaot kita melintas menuju Babanan lalu ke Kokok Putih. Lama perjalanan sekitar dua hari perjalanan, melintasi kawasan pegunungan dan hutan. Bagi mereka yang suka dengan pemandangan alam, perjalanan dari Sesaot-Kokok Putih akan memberi pengalaman tersendiri. Sesampainya di Kokok Putih, kita langsung ke Plawangan dan kemudian menuju Puncak Rinjani.

Selain tiga rute utama tadi, banyak pendaki yang mengembangkan rute baru. Masyarakat setempat juga sering mendaki Rinjani dengan menempuh rute yang berbeda. Sekalipun menempuh rute atau jalur berbeda, masing-masing bertemu di satu titik yakni Gunung Plawangan. Dari puncak Plawangan dikenal dengan Plawangan Sembalun kita melintasi jalan setapak mendaki kawasan perbukitan terjal. Banyak pendaki menyebut kawasan ini sebagai 'Tanjakan Penyesalan', karena medan memang berat. di Senaru juga tersedia layanan lain seperti pemandu dan porter.

Bukan sekadar berperan sebagai teman perjalanan, para pemandu dan porter seringkali juga membantu penyiapan kebutuhan sehari-hari, seperti makan dan minum atau menjaga barang-barang yang ditinggalkan saat istirahat. Di Senaru juga terdapat layanan persewaan kebutuhan pendaki gunung seperti tenda dan sleeping bag.

Dari Senaru, kita bisa menikmati wisata budaya, misalnya mengunjungi komunitas masyarakat adat Sasak tradisional dikenal dengan komunitas Waktu Telu, yang bermukim di dekat Pos Taman Nasional Gunung Rinjani. Di desa ini, kita bisa menyaksikan rumah tradisional mereka yang teratur rapi, yang dibangun tanpa sebatang paku. Di sekitar Senaru juga terdapat objek wisata alam lain, seperti air terjun Sindang Gile dan Tiu Kelep. (rn)

sumber : perempuan.com

Comments