Brastagi, Sumut; Kedamaian yang Menyegarkan

Bosan dengan hiruk pikuk perkotaan, jenuh menghabiskan libur panjang keliling mall dan menjelajah kota. Kenapa tak mencoba berpaling ke suasana pegunungan. Menghirup udara pegunungan membuat sendi-sendi dan tubuh menjadi lebih bugar dan pikiran damai, kunjungi Brastagi. Brastagi berada di lereng gunung Sibayak sebelah selatan, secara administratif berada di wilayah Kabupaten Tanah Karo dengan ibu kotanya Kaban Jahe, 78 Km dari Medan ibukota propinsi Sumatra Utara.

Suasana alam yang hijau dari pantulan dedaunan lereng gunung Rangkap Sibayak, menjadikan kota Brastagi sejuk dan dibanjiri wisatawan. Barisan bukitnya berikut hamparan ladang pertanian, selalu siap menyejukan mata pengunjungnya. Brastagi yang kaya hasil agroindustrinya, menjadi pilihan tepat lokasi wisata andalan pendukung Danau Toba dan Pulau Samosir yang selama ini menjadi trade mark Sumatera Utara.

Posisi Brastagi sangat strategis menjadi tempat singgah, selain karena sejumlah tempat wisata mudah diakses, sarana perhotelan pun cukup lengkap disini. Hotel-hotel banyak dijumpai dengan harga bervariasi, dengan menawarkan desain yang rata-rata khas penduduk setempat. Namun pengunjung pun tetap diberikan pilihan untuk memilih hotel dan villa yang secara historis merupakan warisan masa penjajah.

Jarak Bratagi untuk menuju Gunung Sibayak hanya 7 Km, posisi itulah juga membuat para pendaki memilih Kota Buah Markisa ini, sebagai alternatif terdekat untuk mencapai puncak gunung yang berada di ketinggian 2.094 meter dpl itu. Dengan infrastruktur yang tersedia kendaraan tetap bisa digeber hingga mendekati puncak gunung yang dikenal keindahan alamnya itu.

Di atas puncak gunung Sibayak, dapat disaksikan danau kawah yang memiliki luas 200 x 200 meter, yang dilengkapi penghasil belerang yang bersuhu hingga 119,6 derajat celsius dengan suhu udara disekitarnya 21 derajat celsius. Selain puncak gunung Sibayak, kita bisa melihat puncak gunung Sinabung yang memiliki ketinggian 2.451 meter dpl, arah sebelah barat.

Tak hanya itu, tak jauh dari Brastagi, ke arah puncak Sibayak juga dapat dijumpai lokasi Wisata Sumber Air Panas Lau Debuk-Debuk. Berada di wilayah desa Daulu dan Semangat Gunung, sumber air hangat ini, mengalir dengan temperatur air 35 derajat celsius muncul melalui retakan aliran lava pada lereng gunung api yang kemudian ditampung dalam kolam pemandian. Para pendaki biasanya memanfaatkan kolam air panas ini untuk melepaskan kepenatannya selama perjalanan.

Sementara pada hulu mata air panas yang mempunyai temperatur hingga diatas 150 0C itu, dapat disaksikan pula lokasi pembangkit tenaga listrik. Para pengunjung dapat menyaksikan proses alam pembangkitan energi listrik dari uap panas bumi ini yang konon memberikan energi yang bebas polusi pada atmosfir ataupun pada air, bahkan dianggap tidak mengakibatkan dampak radioaktif.

Brastagi, juga memiliki tempat wisata perbukitan, yang dikenal dengan wisata Bukit Gundaling yang berjarak hanya 3 Km. Untuk mencapai bukit tersebut dapat dilakukan dengan berjalan kaki atau menggunakan sado, yaitu sebuah kendaraan khas yang ditarik seekor kuda. Bukit ini menawarkan keindahan tamannya yang cocok untuk bersantai sealigus berolahraga. Dari puncak bukit ini kita bisa menikmati panorama gunungapi Sibayak dan gunungapi Sinabung dengan aktifitas vulkaniknya yang mengagumkan.

Sementara itu Objek Wisata Tongging juga menawarkan keindahan di Brastagi, berada di sebelah selatan lebih kurang 35 km dari Brastagi terletak persis di pinggiran danau Toba. Dari lokasi ini sangat bebas dan indah memandang hamparan air danau Toba yang biru dikelilingi untaian bukit dan gunung hingga mengitari pulau Samosir. Panorama yang khas ini diperindah lagi dengan puncak gunung sipiso-piso dan air terjun Tongging di sebelah kiri dan kanannya, memperlihatkan panorama yang menakjubkan. Kampung Lingga tidak hanya wisata alam yang ditawarkan Brastagi, namun juga wisata budaya yang kaya akan seni tradisi juga menjadi andalan kota ini.

Berjarak sekitar 16 km ke arah selatan dari Brastagi, tepatnya di kampung Lingga, ditawarkan wisata budaya kampung Karo, yaitu sebuah daerah yang merupakan tempat warisan etnis Batak Karo yang masih memegang adat secara teguh. Di kampung ini, dapat dinikmati tarian tradisional Batak Karo dan rumah-rumah tradisional Batak Karo, yang diperkirakan berusia 250 tahun, berikut ciri dan bentuknya yang khusus.

Bangunan tradisional, seperti rumah adat, jambur atau tempat musyawarah, geriten yaitu tempat penyimpanan kerangka mayat, lesung, dapat disaksikan disini berikut kulturnya adat-istiadat yang masih dipegang secara utuh, semuanya melengkapi Brastagi menjadi lebih utuh, sekaligus sebagai wisata budaya. (rn)

sumber : perempuan.com

Comments