Wisata Pulau Berhala


JAMBI – Berkunjung ke Pulau Berhala yang terletak empat mil laut dari Pulau Lalang, Kecamatan Singkep (Riau), atau berjarak 4,5 mil laut dari Provinsi Jambi, Anda akan menemukan keindahan alam. Meski belum terpoles, ini adalah lokasi yang terlalu sayang untuk hanya dipandang sebelah mata.
Pantai yang landai dengan pasir putih berkilau, seakan memiliki magnet kuat untuk menjadikannya sebagai tempat bersantai dan berjemur. Air lautnya yang biru pun mengundang selera untuk berkecipak (berenang) menyusuri alur tepian pantai.
Bukan itu saja pesona tak terbantahkan dari Pulau yang satusnya masih dalam sengketa antara Pemerintah Provinsi Jambi dan Kepulauan Riau (Kepri) tersebut. Beranjak dari tepian pantai, melangkahlah ke arah perbukitan yang terletak di tengah pulau.
Anda akan menemukan pesona lainnya. Jika Anda ingin menikmati indahnya burung-burung migran yang terbang berombongan di kawasan ini, datanglah ke Pulau Berhala pada bulan Oktober-November.
Sekitar bulan ini, Pulau Berhala setiap tahun biasanya menjadi tempat persinggahan burung-burung tersebut. Burung-burung tersebut dapat dilihat hanya dalam jarak beberapa meter, karena unggas ini biasanya terbang rendah, beberapa meter di atas pantai. Jenis burung migran ini di antaranya adalah Tringa gutiffer, Calidris alba, Charadius veredus, dan Limicola fracinellus.
Pulau Berhala dikelilingi gugusan pulau-pulau kecil, yaitu Pulau Layak, Pulau Lampu, dan Pulau Telor. Pulau ini tidak begitu luas, namun cukup menarik untuk dikunjungi. Pantai yang tidak begitu luas dengan pasir putih yang sama dengan pulau induknya, cukup mengundang selera untuk dijamah.
Selain keindahan alamnya, Pulau Berhala juga merupakan lokasi yang sangat potensial untuk dijadikan objek wisata bahari. Di sebelah timur pulau, Anda akan menemukan lokasi pantai indah dengan bebatuan vulkanik yang menarik.
Berdiri di atas bebatuan, Anda dapat menyaksikan berbagai jenis ikan laut berenang. Air laut yang biru sama sekali tidak menghalangi pandangan mata kita untuk menyaksikan pemandangan menakjubkan tersebut.
Di lokasi ini para wisatawan dapat memancing sambil menyaksikan ikan pancingannya menghampiri kail untuk memakan umpan. Hal menarik lainnya yang dapat dilakukan adalah menyelam dan melakukan pelayaran antarpulau.
Tidak semua bagian pulau ini dikelilingi pantai. Namun jika air surut kita bisa mengelilingi Pulau Berhala dengan berjalan kaki, hanya dalam waktu kira-kira 6,5 jam.
Di perbukitan, tidak beberapa jauh dari pantai ini, terdapat peninggalan bersejarah dari zaman Jepang. Sebuah meriam pantai, dengan panjang lima meter dan luas penampang pada bagian bawahnya sekitar 30 cm, dan bagian ujungnya sekitar 17 cm menjadi daya tarik untuk diamati. Oleh masyarakat setempat, meriam ini diduga merupakan senjata untuk menembak musuh tentara Jepang yang datang dari arah pantai.

Religi dan Budaya
Daya tarik utama dari Pulau Berhala bagi masyarakat Jambi sendiri, bukanlah keindahan alamnya, namun karena pulau ini dianggap sebagai asalmuasal para leluhur para raja Jambi. Jauh lebih menarik dari keindahan alamnya, Pulau Berhala menyimpan daya tarik religius dan budaya. Selama ini, daya tarik inilah yang menjadi magnet bagi masyarakat Jambi untuk mengunjungi Pulau Berhala secara berkala. Di pulau ini terdapat makam Datuk Paduko Berhalo (Datuk Paduka Berhala).
Berjalan melewati jalan setapak menuju ke tengah pulau, sekitar 150 meter dari pantai, dapat ditemukan makam Datuk Paduko Berhalo. Datuk Paduko Berhalo yang bernama asli Ahmad Salim ini, adalah pengembang agama Islam di wilayah Jambi.
Mereka ke lokasi ini bukan lagi karena ingin menikmati keindahan alamnya. Namun, untuk melaksanakan haul dan sekadar bertirakat, memanjatkan doa untuk Datuk Paduko Berhala pada Sang Penguasa.
Pulau Berhala dapat dijangkau dari beberapa jalur, yakni dua jam perjalanan dengan speed-boat dari Kota Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat; 1,5 jam dari Pelabuhan Muaro Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur; 45 menit dari Nipah Panjang; dan 15 menit dari Desa Sungai Itik, Tanjung Jabung Timur.
Meski potensial, sayangnya, hingga kini Pulau Berhala masih terabaikan. Tak ada fasilitas penunjang utama, seperti dermaga, sarana komunikasi, pondok wisata, dan lainnya. Satu-satunya fasilitas yang ada hanyalah kapal feri, yang diberangkatkan setiap hari Minggu.
Kapal milik BUMD ini dijalankan Pemprov Jambi untuk melayani masyarakat yang ingin menikmati keindahan sekitar Pulau Berhala. Hal itu sejak pulau ini dinyatakan ber-status quo mulai tahun 1984, karena Provinsi Riau mengklaimnya masuk Kecamatan Singkep, Kabupaten Kepulauan Riau, sementara Provinsi Jambi mengklaimnya masuk Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Memang, Pulau Berhala terabaikan. Tidak ada satu pun provinsi yang berani melakukan tindakan secara nyata di pulau tersebut. Padahal jika diolah, Pulau Berhala merupakan daerah yang sangat menarik untuk dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara

Oleh : Sri Rahayu Ningsih
Sumber : Sinar Harapan
foto : wisantara.blogspot.com

Comments