Rokan Hilir, Riau; Wisata Penuh Petualangan Eksotis

Rokan Hilir. Sebuah nama yang eksotik, seeksotik potensi wisata alam dan budayanya. Di wilayah kabupaten yang baru diresmikan pada 4 Oktober 1999 ini tidak hanya ada kota unik. Bagan Siapiapi yang dikenal sebagai penghasil ikan terbesar kedua di dunia (setelah Norwegia), tapi ternyata juga menyimpan objek-objek wisata alam yang masih 'perawan' dan mungkin tak ada duanya.

Bagan Siapiapi, ibukota Rokan Hilir, adalah kota tua yang benar-benar eksotik, dengan mayoritas penduduk Tionghoa yang memiliki berbagai tradisi budaya unik sepeti ritual go cap lak (bakar tongkang), upacara chue kau, tari liong dan barongsai, perayaan Imlek dengan taburan berjuta lampion unik, gadis-gadis tan ki yang trance di jalan-jalan menjelang ritual go cap lak, serta kelenteng-kelenteng artistik yang berdiri megah di beberapa sudut jalan.

Memasuki kota Bagan Siapiapi, terutama pada sekitar perayaan Imlek, akan terasa seperti berada di pinggiran kota Shanghai dengan jutaan lampion bergelantungan pada tiap teras rumah, pertokoan, pasar tradisional, hotel dan rumah-rumah makan, serta tali-tali yang direntangkan di sekeliling pusat keramaian. Pada malam hari, lampion-lampion itu memancarkan cahaya gemerlap bagai berjuta bintang.

Ritual bakar tongkang hanyalah salah satu daya tarik wisata Rokan Hilir. Masih banyak objek lain yang tak kalah menarik untuk dikunjungi di salah satu kabupaten di Provinsi Riau itu yakni wisata alam bahari. Di Rokan Hilir, anda bisa menikmati keindahan pantai dan pulau-pulau di perbatasan dengan Malaysia. Salah satu objek wisata kepulauan yang paling menarik adalah Pulau Jemur. Pulau ini terletak lebih kurang 45 mil di lepas pantai Bagan Siapiapi, dan 45 mil dari negara tetangga, Malaysia. Jadi, persis di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia.

Pulau Jemur (lebih pas disebut Kepulauan Jemur) merupakan gugusan yang terdiri dari beberapa pulau, antara lain Pulau Tekong Emas, Pulau Tekong Simbang, Pulau Labuhan Bilik, Sarang Elang, dan pulau-pulau kecil lainnya, seperti Batu Mandi dan Batu Berlayar. Pulau-pulau tersebut membentuk lingkaran, sehingga bagian tengahnya merupakan laut yang tenang.

Hampir tiap pulau dalam gugusan Kepulauan Jemur memiliki objek wisata yang sangat menarik. Di Pulau Labuhan Bilik misalnya, wisatawan dapat menikmati matahari terbit (sun rise) dari hamparan pantai berpasir putih yang permai. Matahari, tiap pagi, jika tidak terhalang awan, akan tampak menyembul persis di permukaan laut. Bola matahari terbit juga dapat dilihat dari teras penginapan Dinas Perikanan, dengan siluet layar-layar perahu nelayan yang berderet di mulut teluk Labuhan Bilik, persis di depan penginapan. Beberapa flora langka dan panorama tebing-tebing curam juga ada di pulau ini.

Objek-objek yang lebih menarik terdapat di Pulau Tekong Emas. Tidak hanya sun rise dan sun set yang dapat dinikmati dari pulau ini. Tapi, juga Goa Jepang, menara suar, bekas tapak kaki manusia raksasa, perigi tulang, sisa-sisa pertahanan Jepang, batu Panglima Layar, taman laut dan pantai berpasir kuning emas. ''Pulau ini juga menjadi pusat penangkaran penyu dan kawasan perlindungan satwa langka itu,'' lanjut Gamal.

Pada malam hari, wisatawan dapat mengintip penyu yang sedang bertelur. Sedangkan pada siang hari, pengunjung dapat melihat ratusan telur penyu yang sedang ditangkar dan penyu-penyu kecil hasil penangkaran yang berenang-renang lucu di kolam besar untuk siap dilepas ke laut setelah berusia 6-8 bulan. ''Pengunjung bisa mencoba melepas anak-anak penyu ke laut, atau mencicipi telur rebusnya,'' kata Komandan Pos AL Pulau Jemur, Letda AL Yudiono.

Objek-objek lain yang menarik untuk dikunjungi adalah kota di atas laut, Panipahan, Pulau Halang, Danau Napangga, Batu Belah Batu Bertangkup, Pulau Tilan, Bono Sungai Rokan, dan Desa Rantau Bais.

Panipahan dikenal sebagai kota nelayan di atas laut, dengan jalan raya yang terbuat dari pelancar kayu. Di atas balok-balok kayu yang ditata rapi itu kendaraan bermotor dan pejalan kaki hilir-mudik ke tujuan. Kota berpenduduk 12.459 jiwa ini dikenal sebagai penghasil rotan, kopra basah dan ikan laut (udang dan ikan besar) yang diekspor ke Singapura serta Malaysia.

Peminat wisata budaya, selain ke Bagan Siapiapi, juga dapat mampir ke Desa Rantau Bais yang masih alami dan nyaris belum terpengaruh budaya asing. Desa yang terletak tidak jauh dari jalan raya lintas Pekanbaru-Medan ini memiliki panorama alam yang indah, serta budaya dan adat istiadat yang unik. Rumah-rumah tua berarsitektur Melayu tradisional juga masih mendominasi desa ini. Selain menjadi andalan Kabupaten Rokan Hilir, pengembangan objek-objek wisata alam dan budaya di atas juga akan menjadi andalan Provinsi Riau yang selama ini cenderung kurang memperhatikan potensi wisatanya. (rn)

sumber : perempuan.com

Comments